Harga Minyak Selangit, Pedagang Gorengan Menjerit

Harga Minyak Selangit, Pedagang Gorengan Menjerit

Kenaikan harga minyak goreng sejak tiga bulan terakhir, berdampak terhadap kegiatan ekonomi para pelaku usaha kecil. Di lapangan, Kamis (13/1) kemarin, harga minyak goreng kemasan 2 Kg yang semula Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu, kini tembus Rp 40 ribu/2Kg.


PUTRI HIJAU RU.ID - Kenaikan harga minyak goreng sejak tiga bulan terakhir, berdampak terhadap kegiatan ekonomi para pelaku usaha kecil. Di lapangan, Kamis (13/1) kemarin, harga minyak goreng kemasan 2 Kg yang semula Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu, kini tembus Rp 40 ribu/2Kg. Kondisi ini membuat pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan menjerit dan terancam gulung tikar. \"Harga minyak goreng parah sekali. Paling murah bisa kita dapatkan harga Rp 39 ribu/2 Kg. Selain itu, harganya naik menjadi Rp 40 ribu/2 kg,\" terang salah satu pedagang gorengan yang cukup familiar di wilayah Kecamatan Putri Hijau, Darsono. Diungkapkan penjual gorengan asal Lampung ini, kendati harga minyak goreng mahal, tidak membuat dirinya menaikan harga atau mengurangi ukuran dari setiap gorengan yang dijualnya. Dipastikan Darsono, ia berusaha konsisten untuk menjaga pelanggan dengan tidak menaikan harga atau mengurangi ukuran gorengan yang dijual. Hanya saja, Darsono tidak dapat memastikan sampai kapan ia bertahan dengan kondisi ini. Jika harga minyak goreng terus naik, dapat dipastikan, usaha yang dirintisnya sebagai sumber pendapatan keluarganya itu, terancam gulung tikar. \"Tetap ada konsekuensi yang harus kita tanggung, pendapatan berkurang atau tipis sekali. Mudah-mudahan segera stabil-lah. Jika terus-terusan seperti ini, apalagi sampai harga minyak goreng naik lagi. Usaha kami bisa tutup,\" tandasnya. Lebih jauh Darsono berharap kepada pemerintah, agar segera melakukan tindakan konkret untuk mengendalikan harga minya goreng yang terus meroket. Bahkan menurut Darsono, kenaikan harga bahan pokok yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha kecilnya ini, tidak hanya minyak goreng tapi seluruh bahan baku yang dibutuhkan mulai dari gas LPG, cabai rawit, cabai kecil hijau bahkan tepung, semuanya naik. \"Semuanya naik, tidak hanya minyak goreng. Kami berharap segera ada kebijakan atau tindakan konkret dari pemerintah untuk mengendalikan kenaikan harga bahan pokok di pasaran ini. Karena terus terang, sampai sekarang janji pemerintah yang akan menstabilkan harga minyak belum kami rasakan,\" desaknya. Sementara itu, Rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menyebarkan minyak goreng murah yang dijual dengan harga Rp 14.000 perliter, disambut baik oleh masyarakat. \"Itulah yuk, tadi sempat baco berita, kalu bakal ado minyak goreng murah. Semoga secepatnya bisa diwujudkan,\" ungkap Febi, salah seorang pedagang gorengan. Diakuinya, kondisi minyak goreng yang mengalami kenaikan drastis menjadi salah satu kendala dalam menjalankan usahanya karena mayoritas dagangannya, menggunakan minyak goreng sebagai bahan utama. \"Dilema jugo, nak dikecilkan ukuran dak mungkin, nak berenti jualan jugo dak mungkin karno pemasukan kami itulah tapi untunglah, kalo nian ado minyak goreng murah ini,\" terangnya. Sementara itu, ketika awak media mencoba mengkonformasi hal ini kepada Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), H Suharlan, M.Pd. Ia mengaku, belum dapat berbuat banyak menyikapi fenomen ini karena pihaknya belum menerima petunjuk teknis dan arahan terkait dengan rencana pemerintah pusat dalam mengatasi gejolak harga minyak goreng ini. \"Kita belum dapat petunjuk dan arahan, belum bisa bergerak menindaklanjuti tersebut,\" jelasnya. Lebih lanjut, dikatakan Suharlan, pihaknya menunggu regulasi resmi dan wujud dari minyak goreng yang akan diedarkan sehingga bisa menjelaskan lebih jauh. \"Nanti jika regulasi resmi telah kita terima, penyebaran minyak goreng akan kita lakukan, kami harap masyarakat bisa bersabar,\" pungkas Kadis. (sig/mae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: