PM, Dewi dan Kemenpora Bentengi Pemuda Hadapi Bonus Demografi

BENGKULU RU.ID - Pemuda Muhammadiyah bersama anggota Komisi X DPR RI, Hj. Dewi Coryati, M.Si dan Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora) RI, Minggu (5/12) menggelar pelatihan pemberdayaan kepemudaan dengan tema peningkatan kreatifitas pemuda melalui media sosial (Medsos). Ini salah satu upaya untuk membentengi para pemuda dalam menghadapi bonus demografi. \"Bonus demografi yang merupakan suatu kondisi dimana populasi masyarakat didominasi individu-individu dengan usia produktif sudah sangat terasa di Indonesia, termasuk di Provinsi Bengkulu. Kalau bicara usia produktif, tentunya pemuda yang menjadi mayoritas. Sehingga dinilai perlu bagi kita membentenginya, terutama dalam menghadapi era digital 4.0,\" ungkap Dewi. Dengan begitu, lanjut Dewi, kondisi bonus demografi ini kedepan jangan malah menjadi musibah. Apalagi ketika bicara pemuda, mereka ini merupakan generasi penerus bangsa yang harus benar-benar disiapkan dalam menghadapi perkembagan zaman. \"Dalam kesempatan ini kita sengaja menitik beratkan dengan membentengi pemuda dengan pelatihan media sosial (Medsos),\" ujar Dewi. Mengingat, sambung Politisi PAN ini, era 4.0 sekarang, medsos sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Melalui pelatihan ini ditargetkan nantinya pemuda dapat menggunakan medsos secara efektif dan efisien. \"Pemuda juga harus bisa beradaptasi dengan era digital, karena yang bisa bertahan hidup itu seseorang yang bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman,\" tegasnya. Ditambahkan, Ketua Pemuda Muhammadiyah Bengkulu Selatan, Jerly Biterfin, era digital saat ini tidak bisa dielakkan lagi jika media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. \"Tinggal lagi bagaimana dengan memanfaatkan media sosial itu, bisa membantu kehidupan kita,\" sampai Jerly. Sementara itu, Sutradara Iklan, Deny Setiawan, S.Sn, M.Si menyampaikan, penggunaan medsos bisa dijadikan wadah untuk sebagai sumber penghasilan. \"Tentunya harus diiringi dengan kreatifitas yang tinggi. Misalnya degan memasarkan produk, termasuk juga ketika ingin belajar untuk menambah pengetahuan,\" demikian Deny. (tux)

Sumber: