Koalisi Bentang Alam Sebelat Keukeh Tolak Tambang
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Senin 08-11-2021,15:39 WIB
-
Presiden Diminta Cabut Izin PT Inmas Abadi
MARGA SAKTI SEBELAT RU.ID - Aksi penolakan terhadap rencana kegiatan pertambangan batu bara (BB) oleh PT Inmas Abadi terus dilakukan. Teranyar, aksi penolakan dilakukan oleh koalisi penyelamat bentang alam Sebelat dengan menggelar aksi yang dikemas dalam kegiatan perkemahan di kawasan PLG-Sebelat yang berakhir, Minggu (7/11) kemarin.
Dalam aksi tersebut, ratusan aktivis penyelamat bentang alam Sebelat yang terdiri dari mahasiswa, organisasi PPDI hingga organisasi pecinta alam dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu, keukeh menyuarakan penolakan rencana pertambangan BB PT Inmas Abadi.
Kepada RU, salah satu aktivis penyelamat bentang alam Sebelat, Helisman menegaskan, aksi penolakan yang dikemas dengan perkemahan di kawasan PLG-Sebelat bertujuan untuk menyatukan pikiran dan pendapat dari seluruh unsur, menyikapi rencana pertambangan PT Inmas Abadi yang dinilai mengancam kelestarian alam bentang Sebelat. Pada aksi yang digelar dua hari itu, diakui Helisman, seluruh peserta sepakat akan terus menyuarakan penolakan untuk menganulir pertambangan BB oleh PT Inmas Abadi.
\"Tetap satu tujuan, menyuarakan penolakan terhadap rencana pertambangan BB oleh PT Inmas Abadi,\" ujar Helisman.
Dipastikan Helisman, aksi penolakan tidak berhenti, kedepan akan terus dilakukan oleh jajaran koalisi penyelamat bentang alam Sebelat melalui aksi-aksi yang dapat menggugah pemerintah daerah dan pusat untuk meninjau ulang dan mencabut izin perusahaan tambang tersebut.
\"Aksi berikutnya akan terus kita lakukan. Sampai pemerintah pusat dan daerah meninjau dan mencabut izin PT Inmas Abadi,\" tegasnya.
-
Presiden Diminta Cabut Izin PT Inmas Abadi
SEMENTARA itu, sekitar 40 komunitas yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat meminta Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo mencabut izin PT Inmas Abadi. Permintaan itu bertujuan untuk menyelamatkan bentang alam Sebelat yang diketahui sebagai habitat terakhir Gajah Sumatera di Provinsi Bengkulu.
\"Kita meminta Presiden RI agar memerintahkan Menteri ESDM dan LHK untuk mencabut izin tambang PT Inmas Abadi,\" ungkap Budi Pranata saat membacakan 11 poin deklarasi dan penandatanganan Berita Acara (BA) dalam aksi kemah tolak tambang selama 3 hari di Taman Wisata Alam (TWA) Sebelat, Minggu (7/11).
Sementara Pemuda Sebelat, Joko Iskandar turut mendesak pemerintah daerah (Pemda) bersikap, agar PT Inmas Abadi tidak sampai melakukan aktifitas pertambangan. Karena tapak rencana aktifitas pertambangan perusahaan tersebut, 700 hektar diantaranya berada dalam kawasan TWA Sebelat yang menjadi habitat Gajah Sumatera.
\"Kita meyakini ketika aktifitas pertambangan itu sampai terjadi, bukan hanya mengancam kelestarian kawasan hutan di TWA Sebelat saja. Tetapi juga mengancam badan sungai Sebelat. Sementara sebagian besar masyarakat disini masih mengantungkan sungai itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih,\" kata Joko.
Ditambahkan Koordinator Aksi, Andes Beta menyebutkan, aksi kemah tolak tambang yang digelar Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat, sebagai bentuk komitmen pihaknya menolak keberadaan PT Inmas Abadi.
\"Apalagi dalam UU No 05 tahun 1990 tentang konservasi SDA hayati dan ekosistemnya, TWA itu tidak dapat digunakan untuk kegiatan pertambangan batu bara,\" bebernya.
Ditambah lagi, PT Inmas Abadi juga tidak memiliki izin pinjam pakai kawasan untuk kawasan itu, baik TWA Sebelat dan di HPT Lebong Kandis seluas 1.900 hektar.
\"Jangan sampai dengan adanya aktifitas pertambangan, malah mengancam keselestarian Gajah Sumatera yang sampai dengan saat ini diambang kepunahan,\" ujarnya.
Terpisah, Kepala Kesatuan Pemangku Hutan Konservasi (KPHK) Sebelat, Asep Nasir menerangkan, saat ini populasi gajah di wilayah bentang alam Sebelat palingan hanya berkisar 30 hingga 40 ekor lagi.
\"Minimnya populasi itu salah satu sebabnya karena habitat hewan dilindungi ini sudah targanggu,\" sampainya.
Lebih jauh dikatakannya, pihaknya pun berharap jangan ada lagi aktifitas-aktifitas seperti pertambangan yang dapat mengancam habitat alami Gajah Sumatera.
\"Jangan sampai nantinya akibat aktifitas seperti pertambangan, keberadaan Gajah Sumatera kedepannya hanya menjadi cerita bagi generasi penerus,\" singkatnya.
(sig/tux)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: