Aspal Kuning SP6 Vs Pagardin, Ditumbuhi Rumput

Aspal Kuning SP6 Vs Pagardin, Ditumbuhi Rumput

  • Zamari: Jangan Dendam, Pembangunan Hak Semua Masyarakat
ULOK KUPAI RU - Masyarakat yang mengeluhkan kerusakan jalan antar desa dan kecamatan antara Desa Bukit Sari (SP6)-Bukit Berlian (SP4) Kecamatan Ulok Kupai. Saat hujan, akses jalan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat di Kecamatan Ulok Kupai dan sekitarnya itu, tak dapat dilalui oleh kendaraan karena licin dan aspal kuning (Tanah Lumpur,red) menjadi perangkap yang menakutkan. Bahkan belum lama ini, masyarakat meluapkan aksi protes dan harapannya kepada pemerintah untuk segera menangani kerusakan jalan tersebut dengan meletakan tanaman di sepanjang jalan tanah itu. Kondisi hampir serupa juga dikeluhkan oleh warga di Desa Pagardin Kecamatan Ulok Kupai. Akses jalan menuju ke desa yang terletak antara kawasan perkebunan PT Pamor Ganda dan jalur houling Batu Bara ini, juga bernasib serupa. Masih minim dari sentuhan pemerintah dan masih membutuhkan belaian pembangunan yang selama ini diimpikan oleh masyarakat. \"Setiap hari jalan sini dilewati oleh angkutan masyarakat untuk berdagang dan mengirim hasil perkebunan ke pabrik. Saat musim hujan seperti ini, jalan tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena licin dan berlumpur. Kami berharap pemerintah daerah segera melakukan langkah serius untuk meneruskan pengaspalan itu. Supaya kegiatan perekonomian masyarakat tidak terganggu,\" pinta salah satu warga Tanjung Harapan, Helisman. Keluhan serupa juga disampaikan oleh Kades Pagardin, Suharto, beberapa waktu lalu. Kata dia, setidaknya ada tiga jalur yang menjadi akses utama menuju Desa Pagardin baik via kawasan perkebunan HGU Pamor Ganda, via simpang utama Air Lelangi-Pagardin maupun akses masuk dari Desa Tanjung Dalam ke Pagardin. Kesemua jalur itu, kata dia, belum tersentuh pembangunan dan belum menjadi perhatian bahkan tak dilirik oleh pemerintah.  Akibatnya, kata kades, jalan itu melumpur saat hujan sehingga desanya menjadi terisolir. Berbagai upaya, kata kades, telah dilakukan baik dengan menyampaikan usulan langsung ke bupati maupun menyampaikannya melalui Musrenbang atau pertemuan lainnya secara resmi. Sayangnya, kata dia, upaya itu tak digubris bahkan terkesan dicueki oleh pemerintah. . \"Lihat sendiri, rasakan sendiri dan nilai sendiri. Desa kami ini memang belum mendapatkan perhatian,\" ujarnya dengan nada kesal. Terpisah, Camat Ulok Kupai, M Abduh Sadat, M.Pd mengatakan, kelanjutan pengaspalan link jalan dari Tugu Garuda Desa Tanjung Harapan ke Bukit Sari, sudah menjadi pemikiran pemerintah daerah. Harusnya, jika tidak terjadi recofusing anggaran, tahun 2020 ini pengaspalan akses jalan yang tersisa dari Desa Bukit Sari dengan volume sepanjang 2,4 Km itu sudah tuntas. \"Harusnya sudah selesai karena ada recofusing, sementara ini ditunda,\" terangnya. Di sisi lain, Camat meminta masyarakat agar tetap bersabar jika anggaran pemerintah daerah memungkinkan, pembangunan akses jalan dari Bukit Sari-Bukit Berlian itu akan dilanjutkan dan dituntaskan oleh pemerintah daerah pada TA 2021 mendatang. \"Sudah prioritas dan sedang kita perjuangkan. Insya Allah, jika anggaran daerah mencukupi. Tahun depan pembangunan akan dilanjutkan sampai tuntas. Karena pekerjaan berat terkait infrastruktur jalan di wilayah kita hanya tinggal jalan tersebut. Kalau memang TA 2021 belum dapat dituntaskan. Tahun berikutnya akan terus kita perjuangkan sampai benar-benar tuntas,\" ujarnya. Lebih jauh Camat mengungkapkan, sembari menunggu realisasi pembangunan dari pemerintah daerah. Pihaknya telah berusaha melakukan langkah-langkah penanganan sementara untuk mendukung aktivitas masyarakat agar tetap lancar. \"Sambil menunggu pembangunan, kita juga sudah berusaha melakukan upaya perawatan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat agar tetap berjalan. Konkretnya, sejak beberapa hari terkahir. Alat berat dari perusahaan dan material kita kirim ke lokasi untuk membantu kesulitan kendaraan masyarakat yang melintas jalan tersebut,\" demikian Camat.
  • Jangan Dendam, Wujudkan Pembangunan
SEMENTARA itu, salah seorang tokoh masyarakat Pekal, Zamhari As Jamal mengatakan, pemerintah harus bijak, adil dan objektif dalam merealisasikan pembangunan di kantong-kantong yang membutuhkan sentuhan. Ketua Kaum masyarakat pekal eks Marga Ketahun ini mengatakan, basis-basis masyarakat pekal di Bumi Ketrina masih sangat membutuhkan perhatian pemerintah terutama di desa-desa atau daerah yang selama ini, belum tersentuh pembangunan seperti di Desa Pagardin. Sesepuh dengan gelar adat Rio Tangkas Sakti ini menyatakan, pesta demokrasi dan kepentingan-kepentingan berbau politik harus dikesampingkan ketika pemerintah mengucurkan pembangunan karena pembangunan itu merupakan hak semua warga. \"Pemilu sudah usai, siapapun pemimpin yang diberikan amanah, itu bukan lagi urusan bagi masyarakat. Maka, lepaskanlah dendam, lepaskanlah sentimen politik dan sebagainya. Mohon prioritaskan dan perhatikan basis-basis masyarakat yang butuh pembangunan, tolong prioritaskan,\" ujarnya dengan nada meninggi. Zamhari berharap, pemerataan pembangunan, prioritas kepentingan masyarakat dan komitmen mensejahterakan masyarakat yang selama ini menjadi jargon serta janji politik para pemimpin daerah, benar-benar diwujudkan secara konkret. \"Masih terlalu banyak desa dan masyarakat di Bumi Ketrina ini yang terabaikan hak-haknya untuk menikmati pembangunan. Secara bertahap, wujudkan dong. Jangan membual saja, ini rakyat mu dan ini masyarakat mu,\" ketusnya. Harapan serupa juga disampaikan oleh sesepuh dan tokoh masyarakat Ulok Kupai, Mumung Komarudin, S.Pd. Purna tugas dari Camat Ulok Kupai ini mengatakan, masih butuh keseriusan pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan khususnya di sejumlah desa dalam kecamatan Ulok Kupai, Napal Putih, Putri Hijau dan Marga Sakti Sebelat atau di bumi Ketrina. Mumung mengakui, tugas-tugas pembangunan daerah yang menjadi kewajiban pemerintah itu, diharapkan menjadi prioritas pemimpin daerah untuk melanjutkan dan menuntaskannya agar masyarakat di daerah ini dapat menikmati dampak pembangunan itu secara adil dan merata. \"Ya, inikan harapan semua masyarakat. Tentu kita sadar soal kemampuan anggaran dan bisa direalisasikan bertahap. Harapannya itu, bisa dikonkretkan dan ada upaya untuk lebih mempercepat realisasinya agar masyarakat bisa menikmatinya,\" kata dia. (sig)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: