Balita Penderita Hidrosefalus di Suka Baru Butuh Penanganan

Balita Penderita Hidrosefalus di Suka Baru Butuh Penanganan

  • BPJS KIS Tersangkut, Tak Bisa Berobat
MARGA SAKTI SEBELAT RU - Nasib malang menimpa seorang balita di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS). Imprandianto, balita laki-laki yang berumur satu bulan dua hari ini, dilahirkan dalam kondisi tidak normal. Putra ketiga pasangan dari Purwanto, 36 tahun, dengan istrinya Susi Marleni, 28 tahun, berdomisili di RT 02 dusun I Desa Suka Baru Kecamatan MSS itu, mengidap Hidrosefalus atau terjadi pembekakan di bagian kepala. Pantauan RU di lapangan, balita yang dilahirkan secara cecar itu, tampak aktif seperti balita pada umumnya. Hanya saja, keluar dari rahim ibunya, balita ini terus mengalami perubahan fisik pada bagian kepala yang membesar. Naasnya, sejak dilahirkan dan divonis menderita Hidrosefalus, balita tersebut belum mendapat penanganan medis secara serius. Pasalnya, sejak hampir 14 hari, BPJS KIS subsidi pemerintah yang diurus pihak keluarga dari awal bulan lalu. Sampai hari ini, belum diterima dan belum dapat diakses. Akibatnya, kedua orangtua dan balita penderita Hidrosefalus ini, hanya pasrah dan menunggu proses BPJS KIS yang menjadi sumber pembiayaan satu-satunya, bagi balita itu untuk berobat. Saat ditemui di rumah yang hanya berukuran 6x4 bermaterial papan kayu, ayah balita, Purwanto menceritakan, penyakit Hidrosefalus yang diderita anaknya terjadi sejak dilahirkan. Menurut dokter, kata Purwanto, penyakit yang diderita anak ketiganya itu harus segera mendapat penanganan medis serius dengan tindakan operasi. \"Menurut dokter, sebelum genap umur 2 bulan harus sudah dioperasi. Dicemaskan cairan pada kepala, mengeras dan berakibat fatal. Namun untuk sementara, saya belum bisa membawa berobat karena BPJS dari pemerintah yang sudah kami ajukan dan menjadi andalan untuk membantu pengobatan, belum jadi sampai sekarang,\" ujar bapak tiga anak yang berprofesi sebagai buruh ini. Purwanto berharap, pemerintah mengebut proses pembuatan dan segera mengaktifkan BPJS yang ia ajukan. Mengingat kondisi kesehatan anaknya yang terus memburuk dan membutuhkan penanganan cepat. \"Harapan kami, BPJS segera jadi. Supaya anak kami bisa berobat. Kalau untuk mengandalkan umum, kami tidak mampu, hanya BPJS ini andalan satu-satunya,\" pintanya. Terpisah, Kades Suka Baru, Wakidi, SIP, membenarkan, balita penderita Hidrosefalus itu merupakan buah hati dari warganya yang tinggal di dusun 1. Wakidi mengatakan, balita itu membutuhkan penanganan cepat namun pengobatan yang akan ditempuh keluarga, masih terkendala proses pembuatan BPJS dari pemerintah yang belum ada kabar. \"Kalau BPJS mandiri, kita bisa segera ambil langkah untuk membantu pembayaran. Ternyata, keluarga sudah mengajukan BPJS yang iurannya dibayar pemerintah. Sampai sekarang, BPJS itu belum aktif. Kami dari desa berharap, pihak terkait bisa segera mengebut proses pembuatan BPJS yang telah diajukan. Agar segera mendapat penanganan serius dari medis,\" desak Kades. Ditegaskan Wakidi, jika dalam waktu beberapa hari ke depan, proses pembuatan BPJS yang diusulkan kepada pemerintah tidak ada progres positif. Kata Wakidi, pihak desa terpaksa mengambil langkah lain dengan mendaftarkan ke peserta BPJS mandiri. \"Jika belum menuai kejelasan, terpaksa kita ambil alih dengan mendaftarkan menjadi peserta BPJS Mandiri. Mengingat balita ini tengah membutuhkan penanganan cepat,\" tandasnya. Camat MSS, Milono, S.Sos, SKM, MM diwakili oleh Kasi PMD, Joni Ismanto, ST mengatakan, akan mengkoordinasikan kendala yang dialami oleh keluarga balita Hidrosefalus itu ke pimpinannya dan berharap segera direspon cepat. \"Akan kita sampaikan ke pimpinan agar bisa dikoordinasikan ke pihak terkait. Sehingga bisa segera dimanfaatkan, kami turut merasa prihatin atas kondisi yang menimpa adek kita ini. Semoga kendala segera teratasi sehingga bisa segera berobat,\" harapnya. Joni juga berharap, kesulitan yang tengah dialami oleh warganya dari kalangan kurang mampu ini, bisa mendapat perhatian dari seluruh pihak. Sehingga proses pengobatan yang harus ditempuh oleh pihak keluarga nantinya dapat berjalan lancar. \"Semoga ada perhatian lebih dari pihak-pihak lain sehingga proses pengobatan bisa berjalan mulus,\" demikian Joni. (sig)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: