Peran Guru dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Peran Guru dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0


Oleh : Rohima Asma Ningsih, S.Pd.AUD PENELITIAN menunjukkan bahwa 30% prestasi peserta didik ditentukan oleh faktor guru. Sementara, peserta didik masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu, peserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya. Pada kenyataannya, kebanyakan Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Tidak menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kurang efektif, tidak menarik, menimbulkan kebosanan bagi peserta didik, hingga pembelajaran di kelas menjadi tidak kondusif. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0 adalah dengan membekali keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (higher order thinking skills) Pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pendekatan pembelajaran Saintifik, pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan dapat membangun kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui tahapan 1) mengamati, 2) menanya, 3) mengumpulkan informasi, 4) menalar, dan 5) mengkomunikasikan. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik, bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung pasif dan kelas tidak kondusif, peserta didik cenderung sibuk dengan kegiatan sendiri-sendiri, guru hanya Fokus dengan materinya sendiri dan kurang peduli pada proses berpikir peserta didik. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan diawali dengan bercerita membuat peserta didik cenderung sibuk dengan kegiatan sendiri, timbul kejenuhan, sehingga pembelajaran sangat membosankan. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kegiatan pembelajaran tematik yang dilakukan dengan pendekatan saintifik, berorientasi HOTS, pemahaman peserta didik benar-benar dibangun oleh daya fikir peserta didik itu sendiri melalui pengamatan dan mengumpulkan informasi, yang menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (Problem solving). Pendekatan Saintifik yang diterapkan dengan menyajikan media/alat peraga secara langsung mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah secara sederhana. Sebelum menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik, penulis melaksanakan pembelajaran hanya dengan menggunakan Majalah dan Lembar Kerja Anak. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam Majalah kadang kala kurang sesuai dengan yang diamati secara langsung dan nyata. Dengan menerapkan Pembelajaran Saintifik, Peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari pengamatan langsung dan peserta didik diberi kesempatan terbuka untuk mengungkapkan imajinasi yang diketahui oleh peserta didik. Pembelajaran tematik dengan pendekatan Saintifik layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan pendekatan Saintifik yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21 dan revolusi industri 4.0.
**) Penulis adalah Guru TK Dharma Wanita Persatuan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: