Desak Omnibus Law Dibatalkan, GMNI Turun ke Jalan

BENGKULU RU - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Bengkulu, Kamis (22/10) kemarin turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi. Aksi yang digelar di depan kantor Gubernur Bengkulu tersebut, lagi-lagi massa mendesak agar pemerintah mencabut Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law. Ketua Cabang GMNI, Sudi Sumberta Simarta mengatakan, dalam aksi yang dilakukan pihaknya, terdapat 10 tuntutan pasca disahkannya Omnibus Law tanggal 5 Oktober lalu. \"Secara garis besar, inti dari tuntatan kita ini agar Omnibus Law dicabut. Karena UU ini pengesahannya terkesan sangat tergesa-gesa, dan tanpa diskusi dengna elemen masyarakat,\" ungkap Sudi. Dengan fakta itu, lanjut Sudi, Indonesia sudah darurat demokrasi. Dimana semua aspirasi seluruh elemen masyarakat, tidak dihiraukan sama sekali. \"Makanya kami juga mendesak agar Presiden RI dapat menerbitkan Perpu yang membatalkan Omnibus Law. Aspirasi kami ini diharapkan dapat disampaikan Pemerintah Daerah (Pemda) ke pusat,\" tegasnya. Sementara itu, Plt Asisten I Setdaprov Bengkulu, Supran, SH, MH menyampaikan, aspirasi dari massa aksi bakal ditindaklanjuti pihaknya, yang tentunya disampaikan ke pusat. \"Segera kita sampaikan aspirasi dari adik-adik mahasiswa ini,\" kata Supran yang turun langsung menemui massa dalam aksi dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Lebih jauh dikatakannya, aspirasi ini tidak hanya disampaikan kepada Pemerintah Pusat saja, tetapi juga DPR RI. Karena terkait Omnibus Law ini sepenuhnya kewenangan pusat. \"Kita di daerah sifatnya hanya bisa meneruskan saja aspirasi agar Omnibus Law dicabut sesegera mungkin, sebagaimana yang disampaikan massa,\" demikian Supran. (tux)

Sumber: