Bentang Seblat Disebut Harapan Terakhir Pelestarian Gajah
BENGKULU RU - Kawasan Bentang Seblat yang berada dalam wilayah 2 Kabupaten yakni Bengkulu Utara dan Mukomuko dengan luas sekitar 312 ribu Hektar, disebut harapan terakhir pelestarian Gajah Sumatera yang populasinya tidak lebih dari 50 ekor lagi. Melalui program pembangunan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Gajah, pelestarian salah satu mamalia besar ini bisa terwujud. Ketua Forum Kolaborasi Pengelolaan KEE Koridor Gajah Sumatera landscape Seblat Provinsi Bengkulu, Sorjum Ahyan, MT menyampaikan, pembangunan KEE merupakan harapan terakhir dalam melestarikan Gajah di bentang Seblat. Dengan program ini, ditargetkan habitat Gajah dapat kembali bersatu, dengan adanya integrasi pengelolaan landscape sebagai satu kesatuan. \"Ini wujud sinergitas kita antar pemangku kepentingan dalam upaya melestarikan Gajah Sumatera,\" ungkap Sorjum dalam peletakan batu pertama prasasti titik nol Koridor Gajah Sumatera di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat, Desa Suka Baru Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara sekaligus peringatan hari Gajah Sedunia, Rabu (12/8). Menurutnya, dengan berfungsinya koridor ini, tentunya memberikan ruang gerak yang luas bagi Gajah untuk melakukan perjalanan dan migrasi. \"Sehingga nantinya tercipta pertukaran genetik antar populasi, serta memberikan peluang rekolonisasi habitat yang sejauh ini terancam rusak diiringi dengan punahnya populasi endemik atau lokalnya,\" kata Sorjum. Sementara itu, Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Ir. Donald Hutasoit, ME menyampaikan, KEE merupakan pilihan terbaik untuk berbagi ruang antara manusia dan Gajah. \"Harmonisasi antara Gajah dengan manusia merupakan pendekatan yang menjadi kunci keberhasilan program. Tanpa itu, kedepan kita hanya mendengar ceritanya saja jika Gajah pernah ada di Bengkulu,\" tegasnya. Dibagian lain, Sekretaris Forum KEE dari AKAR Network, Ali Akbar mengatakan, menyelamatkan kawanan Gajah Sumatera berarti juga menyelamatkan fungsi ekologis Bentang Seblat. Perlu diketahui warga yang tinggal di hilir, dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya mengandalkan daya dukung lingkungan dan layanan ekosistem keberadaan Bentang Seblat ini. \"Kita berharap dengan pemasangan prasasti ini merupakan momentum bersama dari para pihak yang benar-benar ingin dan berkomitmen untuk melestarikan kawanan Gajah dan habitatnya. Aktualisasi kerja-kerja pembangunan KEE ini juga menjadi barometer bagi publik untuk melakukan kontrol terhadap kerja-kerja kolaboratif yang sekarang ini sedang dibangun,\" jelasnya. Ditambahkan Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Krismanko Padang, penyebab utama kepunahan Gajah Sumatera lantaran penurunan populasi yang terus terjadi. \"Sehingga momen ini kita harus menguatkan komitmen untuk berupaya dalam pelestarian salah satu satwa langkah dan dilindungi di Indonesia, bahkan dunia,\" tutupnya. (tux)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: