Senjata Mematikan, Simbol Kemanunggalan TNI-Masyarakat

Senjata Mematikan, Simbol Kemanunggalan TNI-Masyarakat

Di Balik Ikon Granat TMMD

IDENTIK dengan senjata pertahanan mematikan TNI dalam menghadapi musuh di medan perang. Juga sebagai simbol kemanunggalan antara TNI dan masyarakat, tugu Granat dengan ukuran raksasa yang merupakan karya pelaku seni di Desa Karang Tengah, berhasil dituntaskan dan siap untuk diresmikan. Lantas, apa tantangan dalam proses pembuatannya hingga filosofi yang melatarbelakangi monumen granat raksasa ini? Simak laporan berikut.

SIGIT HARIYANTO - PUTRI HIJAU Program TMMD ke 108 tahun 2020 Kodim 0423 BU yang bertema TMMD Pengabdian untuk Negeri, memberi warna bagi masyarakat kecamatan Putri Hijau dan Marga Sakti Sebelat (MSS). Ini dapat dilihat dari antusias masyarakat saat gotong royong dalam membantu prajurit TNI dan Polri di lapangan, hingga memberikan kejutan yang tidak terduga. Tepat di KM 9, jalur tambang Titan Wijaya yang merupakan persimpangan untuk masuk ke Desa Karang Tengah menuju jalan yang menghubungkan Desa Suka Makmur Kecamatan MSS, terdapat tugu raksasa berbentuk Granat. Sekedar informasi, tugu Granat merupakan hasil karya tangan para pelaku seni di Desa Karang Tengah. Dalam proses pengerjaannya, membutuhkan waktu kurang lebih seminggu hingga menyedot material semen sekitar 30 zak. Bahkan karena besarnya ukuran Granat tersebut, untuk memobilisasi karya seni ini menuju persimpangan dari basecamp TMMD di Karang Tengah, dibutuhkan alat bantu berupa katrol dan puluhan tenaga manusia. Bangunan granat berukuran tinggi sekitar 2,20 Meter dan berdiameter sekitar 1 Meter itu, bertengger di tengah bundaran persimpangan menuju permukiman Desa Karang Tengah dan kini, bisa dipandangi oleh masyarakat yang melintas. Kepada RU, salah seorang pelaku seni yang berkontribusi besar dalam pembuatan tugu Granat ini, Jumadiyanto mengungkapkan, tugu Granat raksasa membutuhkan ketelatenan dan ketelitian. Dengan harapan, setiap lekukan pada bangunan replikasi senjata mematikan milik TNI itu, menyerupai aslinya. Dikatakan pria yang akrap disapa Jumat ini, untuk mengerjakan replika granat tersebut, membutuhkan waktu satu minggu dimulai sejak pelaksanaan pra TMMD melalui bantuan masyarakat Desa Karang Tengah. Jumat mengaku, lahirnya monumen granat ini didasari oleh keindektikan granat yang merupakan senjata mematikan dan senjata pertahanan terakhir bagi prajurit TNI di medan perang. Selain itu, bundaran tempat bertenggernya bangunan granat raksasa ini, juga dihiasi relief yang menggambarkan semangat kemanunggalan antara tentara kebanggaan itu dengan rakyatnya. “Pada prinsipnya, tugu granat ini merupakan simbol program TMMD yang menjadi bagian sejarah atas perhatian prajurit TNI dalam membantu persoalan masyarakat. Khususnya, dalam membuka akses jalan penghubung antar desa dan kecamatan yang sebentar lagi, akan dinikmati oleh masyarakat. Masyarakat mempersembahkan monumen granat sebagai wujud kecintaannya kepada TNI yang pada hakikatnya TNI dilahirkan dari rahim rakyat dan untuk rakyat yang terbingkai dalam NKRI,” terang Jumat. Kades Karang Tengah, Ndaru Utomo, tidak menepis perannya dalam menyukseskan pembangunan monumen TMMD ke 108 berupa bangunan granat raksasa itu. Monumen ini menurut Ndaru, wujud kecintaan rakyat kepada TNI dan sebagai monumen sejarah dalam mengenang terlaksananya program TMMD. Menurut Ndaru, berbagai bentuk kejutan, salah satunya melalui monumen granat, diberikan oleh masyarakat untuk mengapresiasi suksesnya program TMMD. “Dua kali kita mendapatkan program TMMD oleh TNI mulai TMMD imbangan yang fokus pembukaan badan jalan antar desa hingga TMMD Reguler yang fokus membuka akses antar desa hingga kecamatan. Ini merupakan pengabdian luar biasa TNI kepada kami selaku rakyat,” tandasnya. Lebih jauh Ndaru berharap, monumen granat raksasa dapat diresmikan langsung oleh jajaran terkait di lingkungan TNI hingga pemerintah daerah aga hasil karya masyarakat ini, dapat disaksikan bersama. “Harapan kami, monumen ini bisa diresmikan langsung oleh pihak terkait. Semoga pada kesempatan berikutnya, TMMD kembali masuk ke desa kami karena kehadirannya selalu kami rindukan,” demikian Ndaru.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: