BBM Tiba, Listrik Enggano Hidup 12 Jam

BBM Tiba, Listrik Enggano Hidup 12 Jam

  • Redy: Benahi Pendistribusian BBM
BENGKULU RU - Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikirim PT Pertamina dengan menggunakan Kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) sudah tiba di Pulau Enggano. Pasca tibanya BBM, beberapa kelumpuhan akibat tidak adanya BBM berangsur pulih. Meski demikian, dalam pendistribusian ini kedepannya diharapkan ada yang harus dibenahi, terutama oleh PT Pertamina. \"Sudah tiba dan saat ini warga sedang berbagi BBM. Untuk listrik yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 1 Mega Watt (MW) juga sudah hidup, walaupun hidupnya sebagaimana biasa yakni hanya 12 jam dalam sehari,\" ungkap Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Enggano, Redy Heloman Kaitora, S.Sos, Minggu (16/2). Dimana, lanjut Redy, di Pulau Enggano ini listrik hidup mulai dari jam 5 sore sampai 12 malam. Kemudian hidup lagi jam 5 pagi hingga 12 siang. \"Jadi walaupun sudah ada PLTD, listrik di pulau kita ini hidupnya belum 24 jam. Kita sih awalnya berharap dengan adanya PLTD, listrik bisa bisa hidup 24 jam, tapi faktanya belum,\" sindir Redy. Disisi lain, Redy menyampaikan, dengan stock BBM yang baru tiba ini, palingan hanya bisa mencukupi kebutuhan BBM baik bagi PLTD ataupun warga hingga sebulan ke depan. \"Kita harapkan dapat didistribusikan lagi, sebelum BBM benar-benar habis. Kemudian kita minta dalam pendistribusian BBM ini harus ada pembenahan, terutama PT Pertamina,\" kata Redy. Mengingat, sambung Redy, salah satu penyebab terhambatnya pendistribusian BBM ini lantaran lambannya pembayaran ongkos angkut BBM pada pihak pengelola transportasi. \"Ini sudah menjadi rahasia umum di tengah-tengah kita warga Enggano. Dimana untuk pendistribusian BBM ke Enggano tanggungjawab anak perusahaan PT Pertamina,\" ujar Redy. Lebih jauh dikatakannya, anak perusahaan ini yang terkadang lamban membayar ongkos angkut sehingga Kapal Fery Pulo Tello dan KM Perintis Sabuk Nusantara enggan membawa BBM. \"Terkadang sampai berbulan-bulan baru dibayar. Jadi ini harus dibenahi oleh PT Pertamina karena dengan kondisi ini, akhirnya warga yang menjadi korban,\" demikian Redy. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: