Sektor Perkebunan Harus Terus Berinovasi
BENGKULU RU - Teknologi dan inovasi terus berkembang, termasuk pada komoditas perkebunan. Atas kondisi itu, sektor perkebunan di Indonesia dituntut selalu berinovasi, jika tidak akan dikalahkan negara lain. Ini disampaikan anggota Komite II DPD RI, Hj. Riri Damayanti John Latief, S.Psi. Menurutnya, saat ini Indonesia terus dibayang-bayangi negara lain, yang juga sebagai penghasil komoditas perkebunan. \"Jadi beberapa komoditas perkebunan seperti, kelapa sawit, lada, pala Indonesia masih mampu bertahan sebagai produsen terbesar dunia. Hanya saja, beberapa komoditas lain diantaranya, kopi dan kakao sejumlah negara sudah menggungguli Indonesia. Apalagi untuk komoditas gula, Indonesia yang dulu dikenal sebagai negara pengekspor kini justru sebagai importir bahan pemanis itu,\" ungkapnya. Dilanjutkannya, persaingan makin besar, dimana negara-negara lain pun juga berinovasi untuk komoditas perkebunan. Saat ini sektor perkebunan menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi devisa nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) dan Kementerian Perindustrian menunjukkan, 10 penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada tahun 2017 yang berada pada urutan pertama ekspor komoditas perkebunan kelapa sawit, sebesar Rp 239 triliun. \"Tetapi patut disayangkan, lahan perkebunan semakin lama semakin menyempit akibat peralihan lahan yang semakin menggerus. Untuk itu kita berharap Pemerintah Daerah menjaga alih fungsi lahan dengan menerapkan peraturan daerah secara tegas. Mengingat areal perkebunan wajib dilindungi dari setiap bentuk alih fungsi, karena berkaitan dengan nilai eksportir nasional,\" katanya. Lebih jauh dikatakannya, pengendalian alih fungsi lahan baik perkebunan atau pertanian merupakan salah satu strategi peningkatan produksi dalam negeri. \"Sehingga perlu dilakukan percepatan penetapan peta lahan yang dilindungi dan pengendalian alih fungsi lahan sebagai program strategis nasional,\" singkatnya. (tux)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share: