PLTU Dituding, Bangkai Penyu Dibawa ke Kantor Gubernur
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Sabtu 21-12-2019,09:17 WIB
- Zulhemi: Kita Juga Belum Tahu Penyebabnya
BENGKULU RU - Kelompok mahasiswa, Jum\'at (20/12), membawa bangkai Penyu yang ditemukan mati di sekitar pembuangan limbah Air Bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkulu 2 x 100 Mega Watt (MW) ke Kantor Gubernur Bengkulu.
Menariknya, lagi-lagi PLTU dituding sebagai penyebab matinya Penyu yang sejauh ini sudah mencapai 19 ekor.
Pantauan wartawan koran ini kemarin, mahasiswa membawa bangkai Penyu sebanyak 2 kali ke Kantor Gubernur.
Pertama, pagi kemarin mahasiswa terlihat hanya membawa 1 ekor bangkai Penyu. Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB, kelompok mahasiswa membawa 4 ekor bangkai Penyu.
Kedatangan untuk kedua kalinya itu, mahasiswa ditemui Asisten II Setdaprov, Hj. Yuliswani, SE, MM. \"Kita menduga kematian penyu ini disebabkan karena perubahan suhu air yang disebabkan aktifitas PLTU.
Maka dari itu pada kesempatan ini kita meminta agar Gubernur dapat menghentikan sementara waktu, uji coba PLTU yang menggunakan bahan bakar batubara selama sebulan saja,\" ungkap Perwakilan Kelompok Mahasiswa, Hadi Pratama.
Menurutnya, jika dalam rentang waktu itu tidak ada lagi ditemukannya Penyu yang mati, bearti asumsi yang disampaikan pihaknya tidak tepat.
\"Sikap ini kita sampaikan, karena dalam kurung waktu sejak 10 November hingga hari ini sudah 19 ekor Penyu yang ditemukan mati di sekitar pembuangan limbah Air Bahang,\" tegas Hadi.
Sementara itu, Asisten II Setdaprov, Hj. Yuliswani, SE, MM mengharapkan peran serta masyarakat. Terutama pada saat Penyu ditemukan mati, segera menginformasikan sehingga pihaknya bisa turun langsung ke lapangan.
\"Kita tidak bakal diam saja dengan fenomena ini. Makanya untuk memastikan kebenarannya kita butuh informasi dari masyarakat,\" ujar Yuliswani.
Terpisah, HSE Engineer PT TLB PLTU Bengkulu, Zulhelmi Burhan menyampaikan, sejauh ini pihaknya juga belum mengetahui secara pasti penyebab kematian Penyu yang katanya ditemukan dekat lokasi Air Bahang.
\"Kitapun juga menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan BKSDA. Karena kita tidak memiliki kompetensi untuk menyelidiki kematian Penyu,\" terangnya dikonfirmasi.
Lebih jauh dikatakannya, pihaknya selalu melakukan pemantauan dari air keluaran outlet di kolam Air Bahang. Bahkan dari pemantauan itu, hasilnya selalu dalam keadaan baik.
\"Yakni masih dibawah baku mutu yang ditetapkan Pemerintah. Uji laboratorium terhadap Air Bahang terus dilakukan di laboratorium internal yang kita miliki,\" singkat Zulhelmi.
(tux)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: