Warga Protes Laporan Galian C
LAIS RU - Protes soal aktifitas galian C (bukan logam, red), di Desa Jago Bayo Kecamatan Lais, menuai kecaman. Pascadilaporkan oleh pihak Azwardi Cs soal tudingan legalitas usaha galian. Kini giliran warga yang memprotes adanya desakan penutupan galian pasir tersebut. Hevi, salah satu warga menilai, tindakan Azwardi Cs melaporkan galian pasir hingga ke Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, tidak berlandaskan azas kemanusiaan. Selain memang, galian pasir tersebut sudah jelas mengantongi syarat aktifitas dan tinggal menunggu legalitas perizinan. Ia mengaku, tak sedikit pula warga mengantungkan hidup atas keberadaan galian pasir tersebut. \"Kalau memang pihak pelapor (Azwardi cs, red), bisa membuka lapangan pekerjaan baru, silakan saja mau mempermasalahkan. Tapi nyatanya mereka tidak berpikir ke sana. Berapa banyak warga yang mengais rezeki di galian pasir itu,\" sesalnya. Terpisah, Kepala Desa (Kades) Jago Bayo, Agusman dikonfirmasi mengaku perizinan usaha penambangan pasir di desanya itu sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Awal mula beroperasi, legalitas pengurusan izin di daerah sudah dilakukan. Saat ini, kata dia, perizinan beralih ke provinsi, namun pihak pengelola usaha juga sudah mengurus perizinannya ke provinsi. “Setahu saya, perizinannya bukan tidak ada tapi belum lengkap. Dan saat ini masih dalam proses dilengkapi dan sudah diurus ke Provinsi Bengkulu,\" akunya. Ia juga berharap galian pasir tersebut jangan sampai ditutup. Mengingat bukan sedikit kepala keluarga yang mengantungkan penghasilannya bekerja di sana. \"Sejatinya masyarakat berterimakasih dengan beroperasinya tambang pasir itu. Karena dapat menyerap tenaga kerja serta membantu sebagian besar masyarakat setempat dalam hal lapangan kerja,\" tuturnya. Sementara itu, pengelola galian pasir, Rafy Syaputra menganggap, mencuatnya persoalan galian pasir yang dikelolanya tersebut hanya dipicu segelintir orang. “Sebenarnya bukan kehendak masyarakat yang mempersoalkan keberadaan galian C yang kami kelola saat ini. Tetapi hanya segelintir orang yang merasa iri dan tidak senang kepada kami. Mereka tidak mempertimbangkan berapa banyak tenaga kerja yang akan kehilangan pekerjaan jika galian C ini ditutup,” katanya. Lebih jauh lanjut Rafy, pemerintah desa juga ikut mendukung karena dengan adanya kegiatan penambangan pasir akan memberi masukan pula kepada para pekerja. “Tetapi jika ditutup, kemana mereka akan mengais rezeki. Yang kami takutkan pula, jika terjadi konflik sosial. Apalagi menyangkut kebutuhan dapur,\" tukasnya. (jho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: