Dari Tukang Packing, Kini Punya Ratusan Karyawan
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Jumat 25-10-2019,10:18 WIB
- Melirik Kisah Inspiratif Kusyayin
PARA Pelaku usaha petani dan bubidaya ikan di daerah, tentu sudah tidak asing lagi mendengar nama Kusyayin. Pria kelahiran Martapura Sumatera Selatan (Sumsel) yang bermukim di Desa Kuro Tidur ini, dapat dikatakan sosok inspiratif.
Merintis karier mulai dari bekerja menjadi kuli ngepak (packing) ikan dan sekarang malah ratusan petani menggantungkan hidup atas usahanya. Bagaimana kehidupan Mas Kus, sapaan Kusyayin? Simak laporan berikut :
JHONY ISKANDAR - PADANG JAYA
SENYUM ramah, menyapa kedatangan Radar Utara di kediaman Kusyayin. Tampak di sekeliling rumah, para karyawan yang didominasi kaum pria tengah sibuk menjalankan aktifitas masing-masing.
\"Monggo masuk, Mas,\" sapa Kusyayin tepat di pintu rumah.
Sofa yang diletakan di sisi ruang tamu seakan menyapa kedatangan Radar Utara.
Tak lama, salah satu karyawati pun keluar dari ruang dapur sembari membawa 3 cangkir kopi. Sembari kopi yang disuguhkan mulai diseruput, percakapan pun dibuka.
Seakan tak ingin mensia-siakan waktu, pertanyaan seputar perjalanan hidup pun tersampaikan.
Seakan sudah lama menanti pertanyaan itu, obrolan yang dibuka dengan senyum ramah pun dimulai.
Kepada Radar Utara, Kusyayin mengaku mulai merintis usaha di bidang perikanan Tahun 2012. Awalnya tepat pada Tahun 2009, ia masuk ke Bumi Ratu Samban. Berniat mengadu nasib, pria yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) ini mengaku sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Nasib baik, salah satu rekan seprofesi mengajaknya untuk menjadi karyawan. Bermodalkan tekad, hari demi hari pun ia habiskan dengan bekerja sebagai tukang packing ikan.
\"Tiga tahun saya bekerja di sana - sini, menjadi tukang packing ikan,\" akunya.
Memasuki Tahun 2012, ia pun memutar otak untuk mendapatkan penghasilan lebih. Namun, ia sempat berpikir untuk pulang ke daerah asal. Maklum saja, penghasilan dari packing ikan kala itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Beruntung dukungan dari rekan-rekan seprofesi, membuat semangatnya pun kembali. Bermodalkan tabungan selama bekerja ditambah bantuan rekan-rekan petani ikan. Ia pun nekat banting stir menjual langsung ikan ke pasaran.
\"Alhamdulillah, diberikan awal yang baik mas. Usaha pertama saja menjual ikan, cukup berhasil,\" ucapnya.
Jerih payahnya pun berubah menjadi pundi-pundi rupiah. Memiliki cukup modal, ia kembali nekad membeli lahan dan dijadikan kolam budidaya. Pada saat inilah, situasi jatuh bangun ia rasakan.
Selama kurang lebih 3 tahun, tak jarang ia merugi akibat kasus kematian ikan. Namun bukan menjadi frustasi, malah berbuah motifasi. Ia lantas belajar dan terus belajar hingga akhirnya gagal panen dapat diantisipasi.
Melihat hasil yang cukup signifikan, ia lantas memboyong para petani ikan lainnya untuk bergabung. Awalnya, banyak dari rekan seprofesi menolak ajakan itu.
Namun karena dilandasi keprihatinan ditambah kepedulian sosial, ia pun membuktikan mampu menjalankan usaha ini. Lambat laun, sambung dia, para petani ikan pun mulai berkeinginan bergabung hingga sekarang mencapai 200 orang karyawan. Tak ingin menyia-nyiakan kepercayaan para petani dan berkeinginan bersama-sama maju di bidang perikanan.
Ia pun kembali membuka akses hingga saat ini memiliki 500 petak kolam. Meski secara finansial cukup menjanjikan. Namun celah usaha pun tak ia hentikan sampai di situ saja. Relasi pun kian diperkuat hingga ke luar Provinsi Bengkulu.
\"Jujur usaha yang saya lakoni ini, sama sekali tidak ada campur tangan pemerintah,\" ujarnya.
Sembari menyeruput kopi, obrolan pun semakin menarik untuk disimak. Ia terus membaca peluang bisnis dengan harapan membantu perekonomian para petani. Berbekal modal yang dirasa mampu, ia pun melebarkan sayap ke dunia usaha perkebunan.
\"Yang terpenting dalam berwirausaha, jangan pikir penghasilan yang kita dapatkan mutlak milik kita. Melainkan, sebagian rezeki itu ada hak orang lain. Prinsip saya selama berwirausaha, leader atau bos bukanlah kita. Melainkan para petani dan pelaku usaha budidaya itu sendiri. Tanpa mereka, saya tidak akan menjadi siapa-siapa dan tidak akan mencapai hasil seperti ini,\" demikian Kusyayin.
(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: