Melirik Perjuangan Alex, Bocah 3 Tahun, Divonis Jantung Bocor

Melirik Perjuangan Alex, Bocah 3 Tahun, Divonis Jantung Bocor

Tinggal di Desa Terpencil, Tak Sanggup Berobat ke Jakarta Tumbuh dan berkembang dengan sehat dan ceria, merupakan harapan bagi seluruh orangtua terhadap buah hatinya (Anak,red). Namun tidak demikian dengan kenyataan yang dihadapi pasangan suami istri (Pasutri) Yudiono, 35 tahun dengan istrinya Gita, 30 tahun, di Desa Bangun Karya Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara. Putra semata wayangnya, Alex Yugi Pratama yang dilahirkan pada tahun 2016 lalu, belum dapat menikmati kehidupan normal layaknya balita seumurannya. Pasalnya, Alex yang sejak dilahirkan mengalami gangguan kesehatan pada organ fitalnya dan terdeteksi usai lebaran Idul Fitri tahun 2018 lalu, tim dokter di RS M Yunus Bengkulu memvonis balita dari desa terpencil ini, mengalami kebocoran jantung. Sayangnya, sejak divonis dan disarankan agar melanjutkan pengobatan lebih intensif ke salahsatu RS di Jakarta, keluarga Alex tidak bisa berbuat banyak selain memohon mukjizat dari Allah SWT. Mengingat kondisi keluarga Alex tergolong keluarga kurang mampu dan ayahnya Yudiono, hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Lantas bagaimana perkembangan kesehatan Alex saat ini? Simak laporan berikut.

  • SIGIT HARIYANTO - ULOK KUPAI
Proses persalinan hingga dilahirkan, tidak ada tanda mencolok terhadap kondisi fisik dan kesehatan Alex. Seiring berjalannya waktu atau tepatnya mulai menginjak usia satu tahun. Perubahan fisik hingga kondisi kesehatan Alex makin menurun. Awalnya, orangtua Alex tidak menyangka anaknya mengalami gangguan kesehatan serius. Dengan kemampuan ekonomi orangtuanya, Alex kerap keluar masuk Puskesmas Tanjung Harapan untuk berobat. Dari situlah, petugas kesehatan Puskesmas Tanjung Harapan mengamati kondisi kesehatan Alek hingga melakukan pendampingan. Akhir tahun 2017 lalu, tim kesehatan Puskemsas Tanjung Harapan terdiri dari Bides dan tim kesehatan Nusantara Sehat, bergerak untuk mencari tau, gangguan kesehatan yang dialami Alex. Usaha itu dilakukan tim Puskesmas Tanjung Harapan dengan memfasilitasi keluarga untuk mengurus BPJS karena keluarga tidak memiliki jaminan kesehatan. Melalui BPJS yang ditangung tim kesehatan ini, Alex difasilitasi ke RS M Yunus Bengkulu dan berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis di RS M Yunus maka Alex divonis mengalami gangguan jantung bocor dan disarankan untuk ke salah satu RS di Jakarta guna mendapatkan penanganan lebih serius. Sejak divonis hingga awal tahun 2019 ini, Alek masih berjuang keras di kediamannya di Desa Bangun Karya karena kondisi ekonomi keluarga yang belum mampu untuk memenuhi biaya operasional guna membawa anaknya ke salah satu RS di Jakarta. Sejak itu pula, perhatian yang diberikan oleh tim medis Puskesmas Tanjung Harapan tidak berhenti ditengah jalan. Setelah memberikan BPJS. Tim kesehatan Tanjung Harapan, berupaya mencari trobosan ke pemerintah daerah dengan mendaftarkan Alex, menjadi peserta Jamkesda. Dan sampai hari ini, biaya rawat jalan Alex, sepenuhnya ditangung oleh BPJS dan Jamkesda. Kendati demikian, persoalan yang dihadapi keluarga untuk memperjuangkan kesembuhan anak semata wayangnya, masih terbebani dengan biaya operasional yang dibutuhkan untuk ke RS di Jakarta. Menyikapi hal ini, tim medis dari Puskesmas Tanjung Harapan berinisiatif mengalang donasi untuk Alex melalui dompet peduli yang digerakan sejak beberapa bulan lalu. \"Biaya berobat sudah difasilitasi BPJS dan Jamkesda, namun keluarga belum berani membawa ke Jakarta karena kebutuhan biaya operasional selama di sana. Kita sudah membuat donasi, namun berapa besaran dana yang sudah terkumpul, kita belum dapat memastikan. Saya sudah perintahkan ke rekan-rekan medis di Puskesmas, jika donasi sudah cukup untuk membiayai keberangkatan dan menanggung beban keluarga selama berobat, saya minta segera diberangkatkan. Donasi harus tetap berjalan, mengingat pengobatan ini cukup serius dan memerlukan penanganan panjang. Kami dari Puskesmas serta Dinkes BU, siap mendampingi selama proses pengobatan,\" ujar Kepala Puskesmas Tanjung Harapan, Harmen, S.Kep. Terpisah, Kades Bangun Karya, Syaiful Kamdi, membenarkan bahwa keluarga Alek tergolong kurang mampu secara ekonomi. Kades mengakui, kondisi kesehatan balita di desanya harus mendapat penanganan serius dari tim medis di RS Jakarta. Kades mengatakan, Warga di desanya juga berusaha membantu meringankan beban keluarga balita tersebut dengan pengalangan dana. \"Yang dibutuhkan keluarga adalah biaya tambahan untuk berangkat ke Jakarta dan selama ada di sana. Kami bersama masyarakat, sudah menggalang dana semampunya. Mudah-mudahan dengan donasi dari pihak luar, keluarga bisa segera berangkat dan anaknya bisa segera ditangani secara intensif. Upaya lain untuk meringankan beban keluarga, orangtua balita juga tercatat sebagai peserta penerima bantuan dari pemerintah seperti PKH dan sebagainya. Tentu kami berharap, adek kita Alex ini, bisa segera dirujuk ke Jakarta,\" terangnya. Terpisah, Camat Ulok Kupai, M abduh Sadat, M.Pd, membenarkan warga di Bangun Karya yang membutuhkan uluran tangan guna mencukupi biaya pengobatan anak yang sedang berjuang melawan penyakit bocor jantung tersebut. \"Sepenuhnya dari jalur pemerintahan, kita sudah koordinasi dengan Puskesmas Tanjung Harapan untuk difasilitasi. Untuk mencukupi kebutuhan operasional keluarga agar dapat segera merujuk anaknya, saya sudah perintahkan desa untuk membuat proposal dan mencari donasi dari pihak lain. Semoga segera ada jalan keluar dan adek kita Alex ini, bisa segera berobat, sehat dan tumbuh seperti anak seusianya,\" harap Camat. Pantauan media ini, tim medis Puskesmas Tanjung Harapan telah membuka link donasi melalui (https://kitabisa.com/bantuadikalex) sejak beberapa waktu lalu. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: