Guru GBD Ngeluh, 3 Bulan Gaji Tak Dibayar

ARGA MAKMUR RU - Tersendatnya gaji untuk Guru Bantu Daerah (GBD), agaknya menjadi masalah klasik di Bengkulu Utara (BU). Terkini, para honorer guru hasil seleksi daerah itu, \"dipaksa\" sabar oleh kondisi gaji yang tak kunjung cair. Lamanya, hampir 3 bulan. Terhitung Januari hingga Maret tahun anggaran berjalan. Salah seorang guru, kepada Radar Utara mengungkapkan keluhannya soal tersendatnya gaji GBD saat ini. Dia berharap, gaji guru yang besaran gaji tertinggi Rp 1 juta per bulannya, tergantung masa pengangkatan (2007 hinnga 2018, red) itu, bisa segera dibayarkan oleh daerah. \"Ya kami inikan andalannya itu (GDB,red) aja. Masa nasibnya harus kayak proyek, yang mulainya di April setiap tahunnya,\" ungkap guru honor ini, kemarin. Keterlambatan gaji GBD ini cukup menarik. Apalagi, sumber anggarannya disediakan oleh daerah yang tentunya tak perlu memasuki fase-fase administrasi, seperti lelang proyek. Sumber ini pun, berharap agar pemerintah daerah bisa memberikan perhatian atas permasalahan guru honorer di daerah. Karena secara jumlah, tentu sudah lebih sedikit, atas kebijakan pusat soal manajemen pengelolaan SLTA yang menjadi ranah provinsi. \"Dulu Pak bupati bilang. Untuk gaji guru honorer dibayar setiap bulan,\" sampainya polos soal gaji GBD yang dianggarkan Rp 1,25 miliar itu. Kepala Dinas Pendidikan BU, Margono, S.Pd, saat dikonfirmasi Radar Utara soal tersendatnya gaji GBD tahun ini yang sudah memasuki bulan ketiga, relatif tidak menyangkal fakta ini. Hanya saja Margono enggan berkomentar lebih jauh. Malahan, dia terkesan mencari-cari sumber informasi. Entah siapa yang dimaksudnya, Margono khawatir bisa saja pertanyaan itu muncul bukan dari guru. Tapi orang-orang luar yang tak memiliki kepentingan. \"Saya saja belum cair. Makanya, suruh saja guru itu nanya langsung ke dinas. Nanti akan kita sampaikan, apa dan bagaimana permasalahannya,\" tukas Margono soal guru yang sampai saat ini belum menerima perpanjangan SK dari daerah ini. (bep)

Sumber: