GMB Gelar Aksi Simpatik

GMB Gelar Aksi Simpatik

  • Stop Hoax dan Kekerasan Pada Perempuan dan Anak
BENGKULU RU - Gerakan Muslimah Bersyar\'i (GMB) Bengkulu Jum\'at (8/3) sekitar pukul 09.00 WIB menggelar aksi simpatik berupa membagikan bunga pada 1.000 pengendara kendaraan bermotor. Dalam aksi yang dipusatkan di Simpang 5 Ratu Samban Kota Bengkulu itu bertepatan dengan peringatan International Woman\'s Day, dimana GMB menolak penyebaran informasi hoax dan juga kekerasan terhadap perempuan dan anak. Inisiator GMB Bengkulu, Alisya Fianne Janne, SE mengatakan, aksi simpatik yang dilakukan berangkat dari keprihatinan maraknya penyebaran informasi hoax ditengah-tengah masyarakat. \"Maka dari itu melalui aksi ini kita menolak keras penyebaran hoax, terutama yang menyangkut perempuan dan anak,\" ungkap Alisya disela-sela aksi. Selain itu, lanjut Alisya, dalam aksi ini pihaknya kembali menyuarakan supaya perempuan dan anak tidak lagi menjadi korban kekerasan. \"Dimana untuk meminimalisirnya kita meminta ada langkah konkrit yang dilakukan pihak-pihak terkait. Apalagi dari beberapa kasus, perempuan dan anak yang menjadi korban justru dari lingkungan keluarganya sendiri,\" sesalnya. Tentu saja, sambung Alisya, dengan fakta itu keluarga secara tidak langsung, bukan lagi menjadi tempat yang aman bagi perempuan dan anak untuk mendapatkan perlindungan. \"Seperti kasus baru-baru ini, dimana seorang wanita dan ibu harus tewas secara mengenaskan ditangan suaminya sendiri. Jadi kedepan harus ada upaya agar peristiwa serupa tidak lagi terulang,\" harap Caleg DPR RI dari Partai Golkar ini. Tak jauh berbeda juga disampaikan Sekretaris GMB Bengkulu, Linda Emilia Kosasih. Menurutnya, dengan aksi ini sekaligus mendeklarasikan perempuan sebagai agen perdamaian. \"Jika selama ini anggaran yang disediakan pemerintah untuk pembinaan dan pemberdayaan masih sangat minim, kedepan bisa dialokasikan secara memadai,\" ujarnya. Sehingga upaya bersama meminimalisir maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, bisa diwujudkan. Pihaknya juga mendorong agar aparat penegak hukum untuk dapat menghukum seberat-beratnya pelaku kejahatan terhadap perempuan dan anak. \"Kita harus sama-sama berperan, baik itu menangkal hoax ataupun menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak,\" singkat Linda. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: