Tradisi Religius Sebagai Ikon Wisata

Tradisi Religius Sebagai Ikon Wisata

ARGA MAKMUR RU - Menyambut hari raya Nyepi tahun Saka 1941 yang diperingati oleh umat Hindu menjadi tradisi religius. Mulai dari festival Ogoh-ogoh sebagai gambaran dari roh jahat Butha Kale, sampai pembakaran ogoh-ogoh sebagai gambaran pembuangan roh jahat yang akan mengganggu jalannya Nyepi. Tradisi Religi umat Hindu di Kabupaten Bengkulu Utara ini, merupakan perayaan terbesar di Provinsi Bengkulu dan menjadi salah satu daya tarik masyarakat mulai dari awal hingga akhir penyelenggaraan yang diharapkan menjadi ikon wisata daerah. Pemkab BU berencana untuk menjadikan tradisi ini sebagai salah satu potensi wisata yang dikembangkan karena melihat peluang dan antusias masyarakat. Salah seorang tokoh masyarakat yang juga mendapat gelar kehormatan sebagai Raja Bali BU, Dr HM Imron Rosyadi, MM, M.Si, menaruh harapan besar kepada pemerintah untuk melestarikan kebudayaan yang bisa menjadi salah satu daya tarik untuk mendatangkan wisatawan ke BU. \"Dinas terkait seharusnya bisa melihat potensi wisata dari tradisi religius ini dan menjadikan wisata keberagaman etnis di BU. Namun tetap harus diperhatikan aturan yang berlaku karena ini bersifat religi,\" terang Imron. Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) BU, Putu Sura Artika, SKM, MM, menyambut baik rencana pemerintah untuk melestarikan budaya karena ini merupakan kebudayaan milik Indonesia. Dirinya meminta masyarakat khususnya umat Hindu untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam perayaan Nyepi. \"Walau ini berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, namun kita harus ingat juga bahwa ada nilai religius yang harus dipatuhi terutama berkenaan dengan catur brata penyepian,\" pinta Putu Sura. (cw1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: