Harga Tiket Mahal Berdampak Pada Kegiatan Ekonomi

Harga Tiket Mahal Berdampak Pada Kegiatan Ekonomi

  • Juga Turunnya Kunjungan Wisatawan
BENGKULU RU - Kenaikan harga tiket maskapai penerbangan memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat, tidak terkecuali di Provinsi Bengkulu. Ini disampaikan Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah yang tengah mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, dan juga dihadiri Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Sumatera Barat, Kamis (21/2). \"Naiknya harga tiket pesawat sangat besar pengaruhnya bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Seperti yang dialami para pelaku UMKM, ataupun aktifitas ekspor yang tentunya memberatkan karena harus mengeluarkan biaya transportasi lebih besar ketimbang biaya produksi. Kemudian dampak dari kenaikan ini juga menyebabkan kunjungan wisata ke daerah kita menurun,\" ungkap Rohidin. Menurutnya, kenaikan tiket maskapai penerbangan ini sudah menjadi permasalahan nasional. Sehingga dirasakan perlu bagi Menteri Perhubungan RI untuk meninjau kembali tarif pesawat domestik yang melambung tinggi. \"Dalam Rakernas, Wapres sudah menanggapi keluhan ini. Rencananya akan ditinjau kembali penerapan tarif pesawat khususnya penerbangan domestik,\" ujar Rohidin. Disisi lain, Rohidin juga menyampaikan, Bengkulu memiliki wilayah yang sangat luas, dimana 43 persen merupakan wilayah hutan lindung yang cukup luas, sehingga diharapkan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. “Menurut saya argumennya sangat logis, karena provinsi kita harus mempertahankan kawasan hutan yang demikian luas, dan yang butuh keselamatan bukan hanya masyarakat Bengkulu, tapi Indonesia bahkan dunia,” tegas Rohidin. Sementara itu, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menanggapi isu nasional melambungnya harga tiket pesawat. Ini tentu memberatkan masyarakat pengguna moda transportasi udara. Menurutnya, Stabilitas harga minyak dunia mempengaruhi harga Avtur, sehingga maskapai menaikkan harga dan memberlakukan bagasi berbayar sehingga penumpang sepi. \"Bisnis Maskapai memerlukan cost sangat besar, sehingga sejak dulu banyak maskapai yang pailit. Pemerintah sudah mengintruksikan maskapai Garuda untuk menurunkan harga hingga 20%, namun hal tersebut nampaknya masih sulit dilakukan. Pemerintah masih berupaya mengkaji formula terbaik untuk mengatasi hal tersebut,\" singkatnya. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: