Melirik Potensi Agro Wisata di Tanjung Sari Kecamatan Ulok Kupai
Menikmati Wisata Bendungan dan Memetik Buah Naga Dampak abrasi di sepanjang pesisir pantai, mendorong objek wisata pantai di wilayah Ketrina (Ketahun, Putri Hijau, Napal Putih, Ulok Kupai, Marga Sakti Sebelat dan Pinang Raya) turut terkikis. Kondisi ini, membuat masyarakat haus akan objek wisata untuk bersantai bersama keluarga sekaligus menjadi ajang edukasi keluarga. Potensi Agro Wisata di Desa Tanjung Sari Kecamatan Ulok Kupai, menjadi salah satu referensi bagi masyarakat untuk memilih objek wisata yang menyimpan banyak pesona. Selain dapat menikmati gemericik dan jernihnya air mengalir di bendungan PLTMH yang dipercantik dengan bebatuan sungai alami. Pengunjung yang datang ke Desa Tanjung Sari juga bisa memetik dan menikmati manisnya buah naga, langsung dari kebun masyarakat setempat. Bagaimana kita dapat mengakses agro wisata di Desa Tanjung Sari ini? Simak laporan berikut. SIGIT HARIYANTO - ULOK KUPAI Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan. Begitulah pesan yang tersirat terhadap objek agro wisata yang terletak di Desa Tanjung Sari Kecamatan Ulok Kupai ini. Sekilas, desa ini terdengar berada di pelosok namun di balik letaknya yang tersembunyi ini. Desa Tanjung Sari menyimpan Sumber Daya Alam (SDA) yang masih utuh dan direkomendasikan untuk dinikmati bagi warga yang jenuh dengan nuansa kota. Desa Tanjung Sari memiliki aliran Sungai Lelangi yang dijadikan sebagai PLTMH. Di balik fungsinya sebagai pusat pembangkit listrik bagi wargs Desa Tanjung Sari dan Desa Tanjung Harapan. Bendungan ini juga memiliki daya tarik sebagai objek wisata keluarga. Selain didukung dengan jernihnya aliran sungai, di sepanjang bendungan tersebut juga tampak berjejer bebatuan cadas yang lekukannya masih alami. Sangat intragrambel dan direkomendasikan bagi anda yang hoby memburu foto. Untuk menjangkau lokasi PLTMH ini, tidak begitu susah dan memakan waktu yang cukup singkat. Dari jalan poros Desa Tanjung Sari, tepatnya di persimpangan masjid induk Desa Tanjung Sari. Kita akan diarahkan masuk ke persimpangan yang menutun ke akses menuju kawasan PLTMH dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dan dapat diakses dengan kendaraan roda empat maupun roda dua dan melewati area perkebunan sawit milik warga setempat. Lokasi PLTMH ini sangat mudah ditemukan karena dari jarak sekitar 50 meter, suara gemricik air yang mengalir di bendungan sudah dapat didengar. Dan akses jalan turun ke lokasi PLTMH, sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Pemdes Tanjung Sari serius untuk mengarap potensi wisata alam di area bendungan PLTMH itu dengan membangun jalan setapak untuk mendukung akses masyarakat yang berkunjung. Sementara di tempat berbeda dan berada tidak jauh dari pusat perkantoran Desa Tanjung Sari. Pengunjung yang puas untuk menikmati alam nan sejuk di area bendungan PLTMH, bisa beralih menuju ke permukiman masyarakat untuk berburu buah naga segar yang bisa dipetik langsung dari kebunnya. Salahsatunya, bisa mendatangi kebun buah naga milik Ismiati, 45 tahun, warga Desa Tanjung Sari. Di kebun Ismiati ini, terdapat sekitar 200 batang tanaman buah naga dalam kondisi berbuah masak. Dan sejak perkebunan buah naga ini dibudidayakan oleh Ismiati tahun 2015 lalu. Ismiati tidak pernah menjual buah naganya itu ke pasar tapi kata Ismiati, buah naga yang dihasilkan dari usaha perkebunan yang awalnya hanya memanfaatkan pekarangan rumah itu, habis diburu oleh masyarakat yang datang langsung ke perkebunanya. \"Dulu, pekarangan rumah yang hanya saya tanami beberapa batang saja. Tetapi setelah melihat prospeknya bagus, saya dan keluarga mengembangkan tanaman buah naga ini sampai ke belakang rumah. Sampai sekarang, kurang lebih ada 200 batang lebih yang sudah tertanam dan berbuah,\" ujarnya, saat dibincangi RU, dua hari lalu. Diakui Ismiati, sejak buah naga itu panen, baik masyarakat di sekitar lingkungan rumahnya maupun masyarakat yang secara tidak sengaja, berkunjung di wisata PLTMH Desa Tanjung Sari, banyak memburunya. \"Meskipun di daerah lain harganya sempat anjlok. Alhamdulillah, di tempat kita, tidak berpegaruh. Umumnya saya jual buah naga di kebun ini Rp 25 ribu/Kg, tidak pernah lebih. Untuk harga miring bisa kita atur, silahkan datang ke kebun sambil memetiknya langsung,\" terang Ismiati sembari berkelakar. Ismiati memastikan, akan konsiten mengembangkan usaha perkebunan buah naganya karena sejak kebun dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya itu berhasil. Secara berangsur, pengahsilan ekonomi rumah tangganya juga terbantu, tidak terlepas dari bimbingan dan masukan dari pemerintah desa. \"Kita lihat potensi kedepan, kalau memungkinkan akan kita tambah dengan jenis tanaman buah-buahan lainnya. Kami berharap, keberadaan tanaman buah-buahan di Desa Tanjung Sari bisa dipadukan dengan wisata alamdi PLTMH,\" pintanya. Kades Tanjung Sari, Elson Agus Fitriadi, mempersilahkan dan membuka diri kepada siapapun untuk mengunjungi agro wisata di desanya. Pria yang akrab disapa Econ ini berharap, potensi SDA di desanya bisa menjadi referensi bagi masyarakat karena selain PLTMH, di Desa Tanjung Sari juga ada perkebunan buah naga yang menjadi produk unggulan masyarakat setempat. \"Kami membuka diri untuk siapapun yang berkunjung. Dan ini memang tujuan kita, ke depan tidak hanya biah naga, tapi buah lainnya akan kita kembangkan bersama masyarakat. Dengan harapan, desa kita bisa menjadi kawasan agro wisata yang ramah untuk masyarakat. Selain bantuan bibit, kita juga berharap kepada pemerintah Provinsi untuk mendukung pengembangan potensi agro wisata di desa kami dengan memperbaiki jalan poros di desa kami yang belum tersentuh aspal,\" demikian Econ. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: