Jembrana Mewabah, Sapi Mati Terus Bertambah
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Sabtu 16-02-2019,11:42 WIB
MUKOMUK0 RU - Kendati petugas kesehatan hewan telah melakukan upaya pencegahan terjadinya penyebaran penyakit jembrana yang menyerang pada ternak sapi milik warga yang ada di daerah ini. Namun data terbaru yang dikantongi Dinas pertanian (Dispertan) Kabupaten Mukomuko, jumlah sapi mati akibat jembara ini sudah mencapai 65 ekor.
Terdapat di Desa Rawa Bangun SP 10 Kecamatan XIV Koto sebanyak 49 ekor, Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Manjunto sebanyak 9 ekor, Desa Pondok Suguh Kecamatan Pondok Suguh sebanyak 1 ekor, Desa Agung Jaya Kecamatan Air Manjunto sebanyak 1 ekor, Kota Mukomuko sebanyak 3 ekor, dan dari Desa Sungai Lintang Kecamatan V Koto sebanyak 2 ekor.
“Sebelumnya ada 61 ekor sapi yang mati akibat jembrana ini. Dalam tempo 1 minggu tepatnya di bulan Februari ini, tambah lagi ada 4 ekor. Data itu hanya yang terlaporkan saja. Kami yakin masih banyak sapi mati akibat jembrana, namun tidak mereka laporkan kepada dinas,” ungkap Plt Kepala Dispertan Kabupaten Mukomuko, Heri Prastyono, S.STP, melalui Kabid Peternakan, Warsiman, S.Pt, ketika dikonfirmasi kemarin.
Sedangkan untuk melakukan pencegahan terhadap wabah jembrana ini, Warsiman mengaku kewalahan. Pasalnya, stok vaksin jembrana kini telah habis. Sebab, katanya, anggaran pembelian vaksin yang diplotkan dari APBD belum keluar.
Sehingga petugas kesehatan hewan yang melakukan pengobatan di lapangan, untuk membeli vaksin sendiri dan nanti uangnya bakal diganti oleh dinas.
“Sudah kami sampaikan kepada petugas kesehatan untuk membeli vaksin sendiri. Nanti kalau uangnya keluar, akan kita ganti,” katanya.
Sebab dengan cara inilah, kata Warsiman, upaya pencegahan dapat dilakukan. Dan kalau hanya mengandalkan uang dari pemerintah keluar, pihaknya yakin akan banyak sapi milik warga mati akibat terserang wabah jembrana ini.
“Penyakit ini sudah sangat menakutkan sekali bagi masyarakat pemilik ternak. Jadi apa yang bisa kita lakukan, maka akan kita lakukan secepatnya meskipun harus mengeluarkan uang pribadi,” jelasnya.
Sementara itu, pihaknya juga mengakui dengan banyaknya sapi mati akibat jembrana maka banyak oknum pedagang yang sengaja menakut-nakuti pemilik ternak supaya ternaknya dijual dengan harga murah.
“Kami telah mendapatkan informasi ternak milik warga sekarang banyak dijual dengan harga yang murah. Sebenarnya ini hanya permainan dari pedagang saja. Namun kami juga tidak dapat melarang, karena itu menjadi hak mutlak pemilik ternak. Ya harapan kami wabah jembrana segera berakhir. Karena dengan wabah ini, masyarakat telah merugi hingga puluhan juta rupiah,” demikian Warsiman.
(rel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: