Melihat Lebih Dekat, Aktivitas di SDN 047 BU

Melihat Lebih Dekat, Aktivitas di SDN 047 BU

  • Belajar di Ruang Berdebu, Jam Istirahat Untuk Bersih-bersih
Belajar di tempat nyaman dan layak, menjadi harapan pelajar di negara ini. Sayangnya, harapan itu tak sesuai dengan slogan pemerintah yang mengaku, berpihak untuk memajukan pendidikan di daerah. Faktanya, hingga memasuki tahun 2019, keadaan tersebut tak lantas mengubah wajah Sekolah Dasar (SD) 047 BU yang terletak di Desa Lubuk Mindai Kecamatan Ketahun. Sekolah yang hanya mencicipi pembangunan pasca bencana gempa 2007 lalu itu, rusak berat dan kekurangan Ruang Kegiatan Belajar (RKB) untuk menunjang aktivitas generasi bangsa di desa yang berjarak sekitar 20 Km dari Jalinbar Simpang Karang Pulau ini. Setiap hari, waktu istirahat siswa/i habis untuk membersihkan debu karena semen lantai yang sudah rusak berat. Untuk mengetahui lebih jauh, rupa SDN 047 BU yang terus mengemis perhatian pemerintah, simak laporan berikut.
  • SIGIT HARIYANTO - KETAHUN
Tak ada yang berubah, SDN 047 BU yang terletak di Desa Lubuk Mindai Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara, masih memprihatinkan. Baik sekolah maupun desa, sempat dijanjikan bahwa di TA 2019 ini, Bupati BU akan menindaklanjuti kerusakan dan kekurangan fasilitas belajar di sekolah itu menjadi lebih layak secara konkret. Sayangnya, hingga awal tahun ini, berdasarkan hasil Musrenbangcam 2019 untuk tahun 2020 di Kecamatan Ketahun yang digelar belum lama ini. Sekolah ini masih ditinggal dan belum mendapatkan perhatian seperti yang dijanjikan. Sedikitnya, 95 siswa/i masih bertahan dan melaksanakan kegiatan KBM di sekolah yang memiliki 5 rombel ini. Itu pun, hanya empat ruangan yang bisa difungsikan untuk menampung kegiatan KBM siswa/i dari kelas I hingga kelas VI. Sementara satu ruangan, terpaksa tidak difungsikan untuk KBM lantaran, guru juga membutuhkan kantor. Pemandangan miris masih terlihat setiap hari, jam istirahat yang harusnya dimanfaatkan oleh siswa/i untuk bermain dan jajan. Tidak dapat dirasakan seperti siswa/i di sekolah pada umumnya. Pasalnya, beberapa siswa/i yang menempati ruangan belajar, harus memanfaatkan waktu istirahatnya untuk membersihkan dan menyapu ruangan yang tidak lepas dari lantai semen/beton rusak ini. Tak banyak yang diinginkan, siswa/i bermimpi belajar dengan nyaman seperti sekolah pada umumnya. Kepala SDN 047 BU, Saroji, S.Pd saat dibincangi media ini, mengaku Percaya Diri (Pe-De) dengan rencana bahwa di TA 2019 ini, permintaannya ke pemerintah untuk merehap dan membangun satu lokal baru, akan direalisasikan. Bahkan tim survey yang diterjunkan oleh pemerintah, sempat mendatangi sekolahnya untuk melihat kondisi di lapangan. \"Kami sudah dipanggil dan dikumpulkan bersama sekolah lainnya oleh Bupati. Bahkan, Bupati BU sempat memprioritaskan sekolah kami agar dalam hitungan tiga bulan melalui dana alokasi khusus (DAK) TA 2019 ini, akan selesai. Tapi saya tunggu sampai sekarang, kok belum ada tanda-tanda. Dan tadi sudah saya tanyakan kepada survey dulu. Ternyata, jawabannya masih ngambang (belum jelas),\" ujar Kepsek dengan nada lesu. Tak banyak yang diminta Saroji, ia hanya menginginkan, pemerintah melalui dinas terkait, bisa membangun satu lokal baru dengan kapasitas dua ruangan. Selanjutnya, rehap lokal yang keadaanya sudah rusak berat atau tidak layak. \"Itu aja sih. Ditambah fasilitas lain seperti lapangan olahraga, memanfaatkan halaman sekolah kita. Kalau dari sekolah tidak ada kendala, seluruh syarat yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya pembangunan, sudah kami serahkan kepada dinas. Bahkan, jika ada kendala yang dianggap harus dilengkapi, kami siap melengkapinya. Asalkan kebutuhan kami di sekolah bisa diakomodir,\" pintanya. Sementara itu, Kades Lubuk Mindai, Mustika mengaku, aksi yang dilakukannya saat Musrenbangcam dua hari lalu, merupakan luapan kesedihan yang sudah tak dapat lagi dibendung. Mustika mengaku, selaku Kades yang diamanahkan oleh masyarakat, dirinya bertanggungjawab untuk memperjuangkan aspirasi warganya terutama di bidang pendidikan yang menjadi sentral dalam melahirkan SDM handal dari seluruh pelosok negeri. \"Ya, saya mohon maaf karena itulah yang bisa saya lakukan dan itu bukan rekayasa. Saya sudah tidak bisa membendung kesedihan ketika melihat anak-anak kami belajar di sekolah yang memprihatinkan ini. Ada apa dengan desa dan masyarakat kami, sampai nasib kami diabaikan seperti ini?,\" kata Mustika dengan nada lirih sembari mengaku masih berada di Bengkulu untuk mendampingi salah seorang warganya yang berobat di RS M Yunus, saat dihubungi RU melalui sambungan telponnya, kemarin. (**)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: