Indonesia Darurat DBD, Korban Sudah Capai 110 Jiwa
FAJAR - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, terhitung sejak 1 Januari hingga 28 Januari 2019, jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sedikitnya telah terjadi 11,280 kasus. Sedangkan, angka kematian yang disebabkan penyakit tersebut saat ini mencapai 110 jiwa. Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mulai awal 2019 hingga sore hari ini, terjadi sudah terjadi 11,280 kasus DBD di seluruh Indonesia. Dari 22 provinsi suspect dengue itu, ada beberapa wilayah yang telah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB). Dia menyebutkan, beberapa Provinsi yang mempunyai tren tinggi kasus suspect dengue samapai sore ini, Senin (28/1) diantaranya, Jawa Timur (2.488 kasus), Jawa Tengah (600 kasus), Jawa Barat (698 kasus), NTT (988 kasus), Sulewesi Utara (887), Lampung (827 kasus) dan DKI Jakarta(600). \"Tujuh Provinsi itu masuk kategori KLB. Tapi, yang paling tertinggi di Provinsi Jatim dan daerah paling bahaya itu di Kabupaten Kediri paling banyak menderita DBD, yakni 271 orang. Jumlah kematian di Jatim sekarang ada 42 orang,\" kata Nadia saat dihubungi Fajar Indonesia Network (FIN). Untuk mencegah wabah DBD tersebut, Nadia mengimbau masyarakat melakukan gerakan 3M+. Yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Terlebih, ia mengajak masyarakat menggunakan ikan pemakan jentik-jentik. \"Penyakit DBD ini tidak ada obatanya. Untuk itu kami meminta kepada masyarakat supaya berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Bersihkan tempat-temapt yang sekiranya jadi tempat nyamuk bersarang dan bagusnya lagi pelihara ikan pemakan jentik untuk di tempat penampungan air,\" tuturnya. Menurut Nadia, jumlah kasus DBD bakal terus meningkat setiap harinya. Terlebih, saat ini memasuki musim penghujan yang membuat jentik serta jumlah nyamuk terus bertambah. Apalagi, saat musim penghujan yang banyak genangan yang merupakan tempat nyamuk menetaskan telur. \"Jumlah kasus DBD sepertinya bakal meningkat terus. Kami setiap harinya memonitor terus dari laporan Dinkes-dinkes di setiap daerah. Apalagi sekarang sudah mauk musim penghujan, jadi masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan jaga kebersihan lingkungan,\" imbuhnya. Sementara itu, Pakar kesehatan dari FKUI, Ari F Syam mengatakan, masyarakat dan dokter harus waspada ketika demam berdarah mulai mengancam Jakarta dan kota besar lainnya. Menurutnya, semakin dini seseorang diketahui menderita DBD, makin mudah ditangani dan tidak mudah jatuh ke berbagai komplikasi seperti syok dan perdarahan yang lebih sulit ditangani. Ia menjelaskan, penyakit demam berdarah merupakan penyakit endemis di Indonesia dan kasus demam berdarah dapat ditemukan sepanjang tahun. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat dan dokter dapat mengenali kasus demam berdarah dengan waktu cepat. \"Kita berharap kasus-kasus demam berdarah tak datang terlambat ke rumah sakit. Karena makin terlambat, semakin susah untuk ditangani. Saat ini demam tinggi mendadak yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia terutama di Jakarta harus dicurigai demam berdarah sebagai penyebabnya,\" katanya kepada FIN Pria yang menjabat sebagai Dekan FKUI ini menambahkan, saat ini gejala klinis demam berdarah cukup bervariasi. Demam yang timbul bisa secara terus menerus, bisa naik turun dan bisa hanya 1-2 hari saja. Oleh karena adanya demam yang mendadak, perlu diwaspadai kemungkinan penyakit demam berdarah sebagai penyebabnya. \"Selain demam tinggi yang mendadak, pasien kadang kala juga merasakan gangguan pada pencernaan berupa nyeri di ulu hati, mual bahkan muntah, nyeri perut serta susah buang air besar, diare pun bisa ditemukan pada 5-6 % kasus DBD. Pasien dengan DBD juga bisa disertai keluhan kepala pusing seperti melayang, pegal dan rasa nyeri di otot,\" katanya. \"Kenali penyakit demam berdarah yang saat ini sedang meningkat kasusnya pada masyarakar sekitar kita. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk, temukan jentik2 sekitar rumah kita dimana terdapat genangan air,\" pungkasnya. (fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: