Geruduk Galian C, Petani Minta Penutupan Tambang

Geruduk Galian C, Petani Minta Penutupan Tambang

  • Pemkab BU Diminta \'Turun Tangan\'
TAP RU - Ratusan petani di Tanjung Agung Palik, Kamis (24/1) mendatangi dan memblokir akses jalan tambang galian C milik PT. Ferto Rejang (FR) di Kecamatan Tanjung Agung Palik (TAP). Kedatangan mereka merupakan aksi spotanitas masyarakat yang merupakan gabungan perwakilan 14 kelompok tani di Kecamatan TAP, menuntut aktivitas galian C di Desa Sengkuang menghentikan aktifitas pertambangan material batu sungai. Halini di lakukan lantaran keberadaanya dinilai mengancam aktifitas lahan pertanian sawah kurang lebih seluas 280 hektar di Kecamatan TAP. Pantauan RU di lokasi, aksi dilakukan sejak Pukul 9.00 WIB yang diawali dari penghentian aktifitas alat berat yang hendak melakukan perbaikan jalan tambang galian C dan akhirnya membubarkan diri sekira Pukul 11.45 WIB. Setelah para petani mendapatkan penjelasan dari perwakilan PT Ferto Rejang yang difasilitasi oleh jajaran Polsek Air Besi dan anggota Koramil Kerkap. Perwakilan PT Ferto Rejang, Rudi mengatakan, aktivitas pertambangan ini memang sejak beberapa pekan terkahir, mulai beroprasi. Hanya saja, aktivitas tersebut dilakukan karena pihaknya sudah mengantongi dokumen perizinan. \"Izinnya sudah ada. Oleh karena itu, kami mulai beroprasi,\" ujarnya. Disinggung akankah perusahaan mengabulkan tuntuntan warga? Rudi mengaku, belum dapat memastikan hal tersebut. \"Yang jelas, kami melakukan inventarisir aspirasi para petani ini dulu. Karena kita lihat, tuntutan para petani ini dititikberatkan pada pemerintah daerah,\" jelasnya. Sementara itu, salah peserta aksi, Mulyadi, salah seorang petani dari Desa Sengkuang mengaku, aksi ini merupakan buntut dari kekhawatiran para petani terkait aktivitas pertambangan di Desa Sengkuang. \"Dengan jarak lokasi pertambangan yang cukup dekat lokasi bendungan ini, lambat laun akan merusak bendungan irigasi persawahan kami,\" ujarnya. Ia menambahkan, upaya antisipasi persoalan mengenai ancaman para petani ini harus benar-benar menjadi perhatian serius pemereintah daerah. \"Pemkab Bengkulu Utara, saya minta objektif dalam mengambil kebijakan. Jangan korbankan petani demi kepentingan kelompok pengusaha saja. Kami beretani di sini bukan untuk mencari kaya, namun untuk menyambung ekonomi keluarga,\" jelasnya. Sementara itu, Junaidi, petani Desa Tanjung Agung Palik, mengaku khawatir dengan adanya aktivitas pengerukan jalur sungai ini membuat lahan persawahannya terancan kekeringan lagi. \"Dalam satu dua tahun, pasti dampaknya akan terlihat. Maka kami minta hentikan aktivitas pertambangan di sekitar bendungan irigasi Sengkuang ini,\" tegasnya. Sementara itu, Kepala Gapoktan TAP, Adiyanto, dalam kesempatan itu mengatakan, aksi ini bukan merupakam aksi yang direncanakan melainkan aksi spotanitas petani yang khawatir atas aktivitas pertambangan di sekitar bendungan persawahan Kecamatan TAP. \"Beberapa lahan persawahan yang alih fungsi di Kecamatan Kerkap harusnya bisa menjadi referensi pemerintah untuk tidak sewenang-wenang mengeluarkan izin pertambangan,\" jelasnya. Jika dalam aksi kali ini tidak ditanggapi, Adiyanto juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada aksi yang lebih besar lagi kedepannya. \"Ini bukan kemauan saya. Namun inilah aspirasi dari petani atas keprihatinannya menyikapi maraknya pertambangan yang mengancam lahan persawahan di Kecamatan TAP,\" bebernya. Sementara itu, Kapolsek Air Besi, IPTU Nanuk Irawan, S.Ikom dalam kesempatan itu mengatakan, aksi para petani itu, berjalan damai dan kondusif. \"Ini hanya merupakan aksi spontanitas petani untuk menyampaikan aspirasi kepada perusahaan dan pemerintah,\" pungkasnya. (sfa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: