Sekolah Digratiskan, Siap Diproses Hukum

Sekolah Digratiskan, Siap Diproses Hukum

LAIS RU - Tudingan soal penarikan biaya komite yang dilontarkan tiga orang warga asal Kecamatan Air Napal, hingga nyaris berujung baku hantam pada Selasa (18/9), memantik reaksi pihak Komite di SMA Negeri 3 Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Dikonfirmasi RU, Sumadi selaku Ketua Komite menegaskan, sumbangsih wali murid yang diakomodir melalui komite itu sudah memiliki dasar yang jelas. Sumadi menjelaskan, dana komite yang bervariatif sudah melalui putusan musyawarah wali murid. \"Sungguh sangat kami sesalkan. Padahal biaya komite atas persetujuan orang tua. Kenapa ini dipermasalahkan, sampai-sampai nyaris adu fisik,\" sesalnya. Bahkan, Sumadi mengaku untuk membantu murid yang dikategorikan tidak mampu. Pihak sekolah bersama komite sudah menggratiskan seluruh beban sekolah. Bahkan, program gratis bagi kategori siswa miskin, yatim, yatim piatu dan diperuntukan kepada 2 pelajar yang memiliki hubungan darah, sudah dijalankan sejak lama. \"Tahun ajaran baru ini saja, ada 86 pelajar yang dibebaskan biaya sekolahnya. Tentu menjadi beban pihak sekolah. Namun demi siswa dan siswi yang kurang mampu tetap menempuh pendidikan, program itu tetap dijalankan,\" akunya. Ditambahkannya, protes soal seragam olahraga pun pihak sekolah sudah berupaya melakukan langkah strategis. Dimana, lanjut dia, biaya seragam itu tidaklah langsung dilunaskan, melainkan sistem angsuran. \"Soal seragam, masih juga dipermasalahkan. Saya kira, sekolah sudah berupaya demi pelajar. Jangan ada kesempatan untuk menjatuhkan citra sekolah ini,\" pintanya. Terpisah, Kepala SMAN 3 BU, Dr. Faisal Alhabib, M.Pd menegaskan siap untuk diproses secara hukum, jika tudingan yang disampaikan oleh ketiga warga yang juga diketahui aktif dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memiliki dasar yang benar. \"Ruang untuk melanjutkan ke ranah hukum, kami pun membuka pintu. Jika memang apa yang kami sampaikan itu, dianggap salah,\" jelasnya. Faisal mengakui, sebelum kedatangan ketiga warga itu, ia sempat mendapatkan teror melalui telepon seluler. Dimana, imbuhnya, Orang Tidak Dikenal (OTD) itu meminta agar seluruh biaya sekolah digratiskan, tanpa langsung datang ke sekolah. \"Pihak sekolah hanya ingin bagaimana sekolah ini, maju dalam mutu dan kualitas pendidikan. Bukan mencari keuntungan dalam akses pendidikan ini. Yang jelas, saya tegaskan kembali, sumbangsih Komite, soal seragam, sepenuhnya tanggung jawab pihak Komite dan sudah dimusyawarahkan,\" tuturnya. Terpisah, Kapolres BU, AKBP Ariefaldi Warganegara, SH, S.Ik, MM melalui Kapolsek Lais, Iptu Gde Arya Nandana, SH menerangkan kehadiran anggota di tengah-tengah kekisruhan itu, sebagai fasilitator demi tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. \"Kami selalu membuka diri bagi masyarakat yang ingin melaporkan, jika terjadi suatu permasalahan hukum. Namun sebelum melapor, alangkah baiknya laporan yang akan disampaikan diteliti terlebih dahulu. Apalagi permasalahan itu menyangkut dunia pendidikan, yang memang program sekolah harus kita dukung,\" tandasnya. (jho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: