Persoalkan Komite, Tiga Warga Nyaris Blago di Sekolah

Persoalkan Komite, Tiga Warga Nyaris Blago di Sekolah

LAIS RU - Situasi di SMA Negeri 03 BU - Kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Selasa (18/9) memanas. Pantauan RU di ruang kerja Kepala Sekolah (Kepsek), pukul 10.00 WIB pagi kemarin, nyaris terjadi baku hantam antara tiga warga yang mengaku wali murid dengan pihak sekolah. Situasi dapat kembali kondusif, setelah pihak Kepolisian Mapolsek Lais, berseragam lengkap, datang ke sekolah. \"Maksud dan tujuan kami datang ke sini, untuk mempertanyakan soal biaya komite yang ditarik sekolah,\" kata Romi, mewakili ketiga warga yang diketahui berasal dari Kecamatan Air Napal yang di antaranya anggota salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mendengar penyampaian mereka yang dianggap memprovokasi dan tidak sesuai fakta. Permasalahan anyar pun pecah. Terlihat Komite sekolah yang turut dalam agenda tatap muka itu, sempat terlibat debat kusir dengan ketiga warga itu. Hanya saja, semula hanya terjadi debat kusir, tiba-tiba salah seorang warga dengan perwakilan sekolah naik pitam, hingga nyaris terlibat baku hantam. Aksi saling dorong terjadi hingga kedua belah pihak yang tersulut emosi, nyaris meluapkan dengan melayangkan bogem mentah. \"Daripada kalian melakukan aksi yang tidak kami inginkan, lebih baik kita undang pihak kepolisian,\" timpa Dr Faisal Alhabib, M.Pd, Kepala SMAN 03 BU. Tak lama, 2 personel Polsek Lais berseragam lengkap tiba di sekolah. Melihat situasi masih memanas, anggota Polsek Lais langsung memfasilitasi dan mendengarkan permasalahan yang terjadi. \"Kami datang ke sini karena menerima panggilan kalau terjadi kisruh. Kami ingin tahu persoalan seperti apa,\" ucap Bripka Bavid. Di hadapan Polisi, Romi menyampaikan, pihaknya mempertanyakan soal penarikan komite. Romi mengklaim, penarikan komite kepada setiap pelajar bersifat memaksa. \"Kan aturan sudah jelas. Kalau ada penarikan komite, sifatnya tidak mengikat. Ini murid diharuskan membayar komite,\" tambahnya. Selain itu, versi Romi, penarikan uang untuk pembuatan seragam sudah memberatkan wali murid. \"Seperti seragam olahraga. Kalau tidak lunas, murid tidak mendapatkan seragam itu,\" katanya. Tudingan miring itu langsung ditepis oleh kepala sekolah. Faisal menyampaikan, desakan soal komite yang disampaikan, tidak memiliki dasar yang jelas. Pasalnya, ia menegaskan, pihaknya melakukan penarikan komite sudah jelas dalam aturan yang tentunya sudah berdasarkan musyawarah wali murid. \"Jadi yang mau dipersoalkan itu apa. Masalah komite, sangking kami ingin sekolah ini maju, ratusan murid sudah digratiskan. Soal biaya seragam yang diklaim memberatkan, kami pihak sekolah sudah memberikan kelonggaran. Bahkan, sekarang administrasi untuk menebus seragam itu, belum mencapai 50 persen,\" bantahnya. Faisal menambahkan, kedatangan ketiga warga itu diduga ada misi pemerasan. Pasalnya, diakui Faisal, ia sempat menerima panggilan seluler. \"Saya tahu siapa yang menelepon itu. Kalau urusannya untuk mencari solusi, kenapa sampai-sampai memeras. Meminta saya menggratiskan biaya sekolah, biaya seragam. Itu apa kalau tidak pemerasan,\" singgungnya. Tak ingin permasalahan semakin meruncing, petugas meminta warga untuk mengeluarkan bukti yang tengah dipersoalkan. \"Yang diprotes tentu harus memiliki dasar yang jelas. Kalaupun ingin dibawa ke ranah hukum, kami siap menampung. Namun dengan catatan, laporan itu sesuai fakta, jangan hanya opini. Saya menilai, tidak ada masalah yang dilakukan sekolah. Apalagi sudah berdasarkan musyawarah,\" tukasnya. (jho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: