Soal Trawl, Nelayan Tradisional Bakal Bertemu ANTB

Soal Trawl, Nelayan Tradisional Bakal Bertemu ANTB

AIR NAPAL RU - Konflik antara nelayan tradisional dengan nelayan menggunakan alat tangkap trawl atau sering disebut pukat harimau nampaknya bakal terus dipersoalkan. Hal ini semakin memanas setelah gabungan nelayan Desa Pasar Palik, Kecamatan Air Napal, Kamis (1/3) dua hari lalu berhasil mengamankan alat tangkap pukat harimau yang diduga kuat milik kapal nelayan dari Pulau Baai. Kini, kelompok nelayan tersebut mengaku bakal menggelar pertemuan dengan Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB). Ketua Nelayan Pasar Palik, Rusman, SP mengatakan, sesuai regulasi yang ada, alat tangkap trawl tidak boleh digunakan pada perairan laut di Indonesia termasuk di Provinsi Bengkulu ini. \"Ini adalah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015. Karena dengan alat tangkap trawl ini sangat merugikan nelayan lain khususnya yang menggunakan alat tangkap tradisional. Sebab keberadaan trawl ini merusak ekosistem laut sekaligus menghabiskan telur maupun ikan yang masih kecil-kecil,\" terangnya. Melihat aktifitas nelayan trawl yang dua hari lalu berhasil mereka tangkap dan mengamankan alat tangkap berjenis pukat harimau itu. Pihaknya dan seluruh nelayan tradisional sama sekali tidak ingin membangun permusuhan dengan para nelayan tersebut. \"Kami hanya tidak mau melihat adanya alat tangkap trawl beroperasi lagi di laut kami. Dan kami selama ini mengejar alat tangkap trawl itu, bukan nelayannya,\" jelasnya. Lantaran penggunaan trawl masih banyak, dalam waktu dekat pihaknya bakal melakukan pertemuan dengan sejumlah nelayan tradisional lainnya di Provinsi Bengkulu. \"Kami sudah memiliki persatuan Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB) maka kami akan musyawarahkan dulu terkait hal itu bersama rekan-rekan nelayan tradisional di seluruh Provinsi Bengkulu,\" tegasnya. Adapun tujuan pertemuan itu guna mendesak para penegak hukum dan Pemerintah Provinsi Bengkulu menyikapi kondisi nelayan yang hingga saat ini masih menggunakan trawl. \"Ini harus segera disikapi dan tidak bisa dibiarkan sepeti ini terus,\" tegasnya. Bahkan dirinya dalam kesempatan itu juga menyayangkan anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang terkesan berdiam diri melihat gejolak yang ada di tengah masyarakat tersebut. \"Sampai sekarang dewan tidak ada yang turun ke sini. Padahal ini merupakan persoalan serius,\" tandasnya. (sfa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: