PT BRS Berikan Multiplier Effect Pada Warga

PT BRS Berikan Multiplier Effect Pada Warga

AIR NAPAL RU - Kemelut yang saat ini tengah melanda manajemen PT Bimas Raya Sawitindo (BRS) dipastikan hanya dampak dari kepentingkan sekelompok kecil oknum. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Bagian Humas PT BRS, Ucok kepada RU baru-baru ini. Menurutnya, hingaa sejauh ini kondisi pada intern perusahaan maupun hubungan sosial antara pihak perusahaan dengan sejumlah desa penyangga masih terjalin dengan baik. Pasalnya, dalam pendirian perusahaan BRS ini, sebelumya telah mengikuti prosedur serta telah menjalani mekanisme peraturan yang berlaku dalam konteks berinvestasi di daerah. Lebih dari itu, pihak perusahaan juga telah memperhitungkan dampak sosial ekonomi masyakat, terhitung sejak perusahaan ini berdiri. \"Saya rasa yang selama ini dituntut atau diminta sekelompok orang kepada pihak BRS terlalu berlebih-lebihan. Karena keberadaan perusahaan selama ini terbukti tidak pernah merugikan masyarakat desa penyangga. Bahkan keberadaan BRS disadari ataupun tidak telah memberikan dampak multiplier effect yang cukup besar kepada kepada masyarakat desa sekitar,\" ungkapnya. Itu dibuktikan, dari keberadaan tenaga kerja mayoritas yang ada di PT BRS, berjumlah mencapai lebih dari 200 orang tenaga kerja, 90 persennya merupakan warga asli desa penyangga. \"Selain peluang pekerjaan bagi masyarakat desa penyangga terbuka. Perputaran perkonomian di sekitar perusahaan juga akan lebih meningkat. Terlebih jika perusahaan ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk lebih dikembangkan lagi keberadaannya,\" lanjutnya. Sementara itu, salah seorang karyawan PT BRS, Usman yang juga merupakan warga Desa Pasar Tebat, mengaku sangat mengharapkan keberadaan investor-investor luar, yang masuk pada wilayah Kabupaten Bengkulu Utara ini, bisa diberikan kenyamanan dan keamanan dalam berinvestasi. Dilihat dalam kajian sudut pandang sosial dan ekonomi kemasyarakatan, keberadaan PT BRS lebih banyak memberikan azas manfaat dari pada mudaratnya. \"Lihat saja sekarang, berapa banyak masyarakat pengangguran bisa mendapatkan pekerjaan di PT BRS ini. Bahkan lebih banyak yang diberikan manfaat positifnya, dibandingkan sekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat yang mengganggu kenyamanan perusahaan ini,\" terangnya. Terpisah, Kepala Desa Pukur, Nanung Cik menyampaikan hingga sejauh ini keberadaan PT BRS dengan sejumlah desa penyangga, khususnya desa yang tengah ia pimpin, dinilai sudah cukup baik. Bahkan dilihat dalam beberpa kegiatan kemasyarakat dan sosial juga terlihat aktif di desa. \"Sejauh ini tidak ada permasalahan apa-apa antara desa dengan pihak perusahaan. Malahan, dengan adanya perusahaan di wilayah ini banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat desa,\" pungkasnya. (sfa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: