RADARUTARA.ID- Pertanyaan tentang siapa yang lebih dulu menghuni Bumi telah lama menjadi bahan diskusi yang menarik, mempertemukan perspektif agama dan sains dalam sebuah dialog yang konstruktif.
Dr. Ali Akbar SS MHum, seorang pakar Arkeologi dari Universitas Indonesia, menawarkan pandangan yang menjembatani kedua perspektif ini melalui penelitian komprehensifnya.
Berdasarkan temuan ilmiah, kronologi kehidupan di Bumi dimulai dengan kemunculan dinosaurus sekitar 160 juta tahun yang lalu.
Era dinosaurus ini berlangsung sangat lama sebelum akhirnya punah, memberikan jalan bagi evolusi kehidupan selanjutnya.
Setelah kepunahan dinosaurus, muncullah berbagai spesies manusia purba yang hidup antara 3 hingga 7 juta tahun lalu.
Kemudian, menurut kajian arkeologis, Nabi Adam diperkirakan hidup puluhan ribu tahun yang lalu.
Yang menarik, ketiga periode ini tidak pernah bersinggungan satu sama lain.
Pandangan ini sejalan dengan ajaran dalam Al-Qur'an yang mengindikasikan bahwa hewan-hewan telah ada sebelum kehadiran Nabi Adam.
Surah Luqman ayat 10 secara eksplisit menggambarkan bagaimana Allah menciptakan berbagai jenis binatang sebagai bagian dari ekosistem Bumi sebelum kehadiran manusia.
Hal ini menunjukkan adanya keselarasan antara temuan ilmiah dan narasi kitab suci.
Sebuah aspek menarik dari diskusi ini adalah perbandingan ukuran makhluk hidup di berbagai era.
Merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Nabi Adam digambarkan memiliki tinggi 60 hasta atau sekitar 27,4 meter - sebuah ukuran yang sebanding dengan beberapa spesies dinosaurus.
Hal ini memunculkan teori bahwa ukuran manusia mengalami perubahan secara bertahap sepanjang sejarah.
Dr. Ali Akbar, melalui pendekatan Quranic Archeology - sebuah metode yang mengintegrasikan informasi dari kitab suci dengan temuan arkeologi - menegaskan bahwa Nabi Adam bukanlah bagian dari kategori manusia purba.
Sebaliknya, beliau merupakan Homo sapiens sapiens pertama, yang memiliki karakteristik manusia modern.