Fenomena Terra Infinita, Ketika Fiksi Menciptakan Konspirasi dan Perbincangan di Media Sosial

Jumat 10-01-2025,11:41 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID- Di era digital yang penuh dengan berbagai informasi, sebuah teori konspirasi bernama Terra Infinita telah menarik perhatian besar warganet pada awal tahun 2023.

Teori yang menghadirkan gagasan tentang dunia yang jauh lebih luas di luar batas Bumi yang kita kenal ini telah menciptakan diskusi yang menarik sekaligus kontroversial di berbagai platform media sosial.

Terra Infinita, yang secara harfiah berarti "Bumi tak terbatas", menyajikan sebuah narasi menarik tentang eksistensi dunia-dunia lain di balik tembok es Antartika.

Konsep ini menggambarkan Bumi kita sebagai sebuah "pulau" kecil dalam hamparan wilayah yang jauh lebih luas, terisolasi oleh dinding es yang konon melindungi kita dari dunia luar yang belum terjamah.

Popularitas teori ini semakin meningkat setelah seorang content creator TikTok terkenal, Taksu Wijaya, membagikan video penjelasan singkat tentang Terra Infinita.

Dalam videonya yang telah ditonton lebih dari 11,9 juta kali, ia memaparkan konsep bahwa Antartika bukanlah sekadar kutub selatan, melainkan sebuah dinding es yang memisahkan dunia kita dari realm-realm lain yang belum terjelajahi.

Akar dari teori ini dapat ditelusuri kembali ke sebuah karya fiksi berjudul "TERRA-INFINITA, Extraterrestrial Worlds and Their Civilizations: The Story told by the Woman Who Was Born in the Lands Behind the Ice Walls" karya Claudio Nocelli.

Buku ini mengisahkan perjalanan Helen Moris dan ayahnya William Moris, yang bertemu dengan makhluk dari "Ras Giant" dan mendapat pengetahuan tentang 178 dunia lain di balik tembok Antartika.

Narasi dalam buku tersebut semakin kompleks dengan adanya cerita tentang peradaban-peradaban maju seperti Kastadian dan Annunaki, yang digambarkan memiliki teknologi canggih dan terlibat dalam konflik berkepanjangan.

Menurut cerita ini, bangsa Kastadian bahkan dituduh sebagai arsitek sistem keuangan global dan pengendali politik dunia yang menyebabkan penderitaan manusia.

Meskipun Terra Infinita telah menciptakan gelombang spekulasi yang luas, penting untuk diingat bahwa teori ini berasal dari karya fiksi.

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim-klaim dalam teori ini, termasuk video yang konon merekam bukti keberadaan Terra Infinita di Antartika namun tidak pernah dapat diverifikasi keberadaannya.

Fenomena Terra Infinita menjadi contoh menarik tentang bagaimana sebuah karya fiksi dapat bertransformasi menjadi teori konspirasi yang viral di era digital.

Hal ini menunjukkan betapa mudahnya informasi, terlepas dari kebenarannya, dapat menyebar dan mempengaruhi pikiran banyak orang melalui media sosial.

Dalam menyikapi teori semacam ini, penting bagi kita untuk selalu mengedepankan pemikiran kritis dan mencari sumber informasi yang dapat diverifikasi. Meski imajinasi dan spekulasi tentang dunia yang lebih luas bisa menjadi hal yang menghibur, kita tetap perlu membedakan antara fiksi dan realitas yang didukung oleh bukti ilmiah.

Kategori :