MARGA SAKTI SEBELAT, RADARUTARA.ID- Kasus kematian hewan ternak di Desa Suka Negara, Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS) sedang menunggu hasil laboratorium dari Lampung.
Hasil laboratorium, ini nanti akan menentukan jenis virus atau penyakit apa yang mengakibatkan hewan ternak milik masyarakat di Desa Suka Negara, itu banyak yang mati secara tiba-tiba.
"Meskipun kita curigai Jembrana, tapi untuk lebih pasti kita masih menunggu hasil Laboratorium. Insya Allah Senin besok, hasil itu sudah bisa kita ketahui," ujar Kepala Puskeswan Putri Hijau, Eri Zull, S.Pt, Minggu (27/10).
Dikatakan Eri, dari pemeriksaan sampel ternak yang sempat dibawa ke Lampung, itu ada dua jenis penyakit yang dicurigai.
BACA JUGA:Usaha Kadis TPHP dan Kades Ngamen ke Kementan Membuahkan Hasil, 2 Unit Combine Disalurkan
Diantaranya kata Eri, kemungkinan terjadinya serangan SE (penyakit ngorok) dan serangan virus Jembrana.
"Ada sampel darah dan sampel swab yang kemarin kita ambil dan kita kirim ke Lampung. Kedua jenis sampel, itu kita ambil untuk memastikan dua kemungkinan penyakit yakni SE dan Jembrana," ungkapnya.
Sambil menunggu hasil laboratorium dan tindakan selanjutnya, Eri, meminta kepada seluruh masyarakat atau peternak agar tetap tenang.
Khususnya, Eri, berpesan kepada seluruh pedagang ternak agar dapat menahan diri dalam mendatangkan ternak dari luar daerah.
BACA JUGA:Gedung SMK Negeri Baru Akan Segera Berdiri di Kecamatan Pinang Raya, Ini Lokasinya
Karena menurut Eri, kasus kematian ternak di Suka Negara dan sekitarnya, itu dipicu dari hewan ternak yang sempat didatangkan oleh pedagang dari luar daerah.
"Kami minta kepada pedagang agar menahan diri untuk tidak mendatangkan hewan ternak dari luar. Di sisi lain, kita di lapangan sudah melakukan upaya pemblokiran penyakit dengan cara melakukan penyemprotan disinfektan kepada seluruh kandang ternak masyarakat agar penyakit yang dicurigai Jembrana tersebut tidak meluas," tandasnya.
"Selanjutnya, untuk penanganan lebih lanjut kita akan upayakan tindakan vaksinasi. Karena tindakan paling efektif untuk menghentikan serangan penyakit tersebut adalah dengan melakukan vaksinasi. Sementara untuk vaksinasi sendiri sedang kami usulkan melalui DTPHP Bengkulu Utara ke pemerintah pusat," demikian Eri.