NAPAL PUTIH, RADARUTARA.ID- Bencana tanah longsor yang menutup akses transportasi Molek di wilayah Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara menyebabkan harga atau biaya logistik di desa terpencil itu melambung tinggi alias naik.
Hal, itu terjadi karena sejak tanah longsor terjadi. Rel molek menjadi tertutup dan menyebabkan transportasi dari Desa Lebong Tandai maupun dari Napal Putih yang biasanya bergantung dengan alat transportasi Molek tidak bisa bergerak.
"Sejak, itu biaya logistik menuju Desa Lebong Tandai terdampak menjadi naik dan mahal. Karena untuk membawa logistik, baik itu Sembako dan sejenisnya masyarakat tidak bisa lagi menggunakan Molek seperti biasa. Barang-barang logistik yang dibawa masyarakat sekarang harus lewat jalan eks TMMD dan belum tentu hari itu bisa sampai ke Lebong Tandai. Mengingat kondisi jalan di eks TMMD berlumpur dan sulit dilewati kendaraan," ungkap Camat Napal Putih, Bambang Abdul Mutalib, S.Pd, M.Pd, Selasa (15/10).
Untuk mensiasati mahalnya biaya logistik, tersebut lanjut Camat, Pemkab Bengkulu Utara melalui BPBD telah mengirimkan sejumlah bantuan Sembako untuk masyarakat di Desa Lebong Tandai.
Bantuan Sembako tersebut kata Camat, telah disalurkan menuju Lebong Tandai sejak hari Senin (14/10), kemarin.
"Tapi bantuan Sembako, itu baru akan diupayakan sampai di Lebong Tandai hari ini. Karena kemarin kendaraan Jonder milik PT Alno yang mengangkut Sembako tersebut terperosok hingga membuat perjalanan terhenti. Rencananya hari ini jika cuaca bagus, proses pendistribusian Sembako itu akan dilanjutkan lagi menggunakan Jonder," pungkasnya.
Pendistribusian bantuan Sembako harus menggunakan Jonder, karena menurut Camat, tidak ada transportasi alternatif lain yang dianggap bisa menembus tebalnya lumpur di sepanjang jalan darat eks TMMD.
"Nanti Jonder itu akan berhenti sampai di Sungai Landai. Setelah itu sembako akan disambut secara estafet menggunakan Molek yang ada di Lebong Tandai. Mudah-mudahan cuaca hari ini mendukung, sehingga bantuan Sembako tersebut bisa tiba di Lebong Tandai hari ini," pintanya.
Disampaikan Camat, bahwa untuk saat ini rel molek yang sempat tertimbun oleh tanah longsor sedang dalam pengerjaan secara manual oleh warga dibantu aparat TNI dan Polri.
Camat pun, belum dapat memastikan kapan pengerukan material longsor itu akan selesai, mengingat material longsor yang menimbun rel Molek lumayan tebal dan panjang.
"Hanya bisa dikerjakan manual, karena alat berat tidak bisa menjangkau lokasi longsor," ungkapnya.
Di sisi lain, Camat, tak menepis, bahwa saat ini rel Molek yang sempat tertimbun longsor itu sudah terbuka. Namun rel molek tersebut baru bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki.
"Untuk Molek belum bisa, karena diatas masih ada sisa material longsor yang belum sempat dibersihkan. Kita khawatirkan kalau Molek dipaksakan lewat, sisa material di atas bisa longsor lagi dan dapat berakibat fatal. Sehingga akses satu-satunya paling aman saat ini hanya lewat jalan darat eks TMMD, meskipun dalam situasi cuaca yang ekstrim saat ini membutuhkan waktu lama untuk sampai ke Lebong Tandai," demikian Camat.