RADARUTARA.ID - Seperti yang kita ketahui, dalam seminggu ada tujuh hari yang terdiri dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Ini yang dipakai semua orang di dunia, untuk menentukan waktu bekerja, bersekolah, dan lain sebagainya.
Kamu mungkin pernah bertanya-tanya, kenapa seminggu ada tujuh hari dan bagaimana asal-usul penemuan nama hari?
Untuk menjawab pertanyaan ini, penemuan yang mengubah dunia kali ini membahas lebih dalam mengenai siapa penemu hari dan bagaimana ditemukannya hari.
BACA JUGA:Bukit Jipang di Rejang Lebong Bengkulu, Wisata Alam Pegunungan yang Menyejukkan Mata
BACA JUGA:7 Kopi Asal Indonesia yang Mendunia, Salah Satunya Kopi Curup
Hal yang menarik, penemuan nama hari berasal dari kalender Babilonia yang diambil dari kalender Sumeria pada abad ke-21 Sebelum Masehi.
Tujuh hari sesuai dengan waktu yang diperlukan Bulan untuk bertransisi, di antara setiap fase penuh, setengah memudar, baru, hingga setengah membesar.
Karena siklus bulan adalah 29,53 hari, maka orang Babilonia akan memasukkan satu atau dua hari ke dalam minggu terakhir setiap bulan.
Dikutip dari prohaba.tribunnews.com, asal-usul nama-nama hari dalam tradisi orang Yahudi, seminggu ditentukan mempunyai tujuh hari.
BACA JUGA:Tips Mencegah Panggilan dari Nomor Tersembunyi yang tidak Dikenal
BACA JUGA:Cara Mudah Transaksi QRIS, Tanpa Harus Scan Barcode Hanya dengan Cara Ini
Assyriologists seperti Friedrich Delitzsch dan Marcello Craveri menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi mewarisi siklus tujuh hari dari kalender Babilonia.
Bangsa Romawi juga mewariskan sistem ini dari tradisi Babilonia, walaupun mereka tidak mulai memakainya sampai penetapan Kalender Julian pada abad 1 Sebelum Masehi.
Orang Romawi sebelumnya memakai siklus nundinal, sebuah sistem yang mereka pakai dari bangsa Etruria.