RADARUTARA.ID - Salah satu amal saleh yang mendapat pahala berlipat ganda yaitu menunaikan puasa Dzulhijjah.
Itu sebabnya, umat muslim sangat dianjurkan untuk mengerjakan puasa pada bulan Dzulhijjah.
Tetapi, bagaimana kalau ingin menunaikan puasa Dzulhijjah, namun masih punya utang puasa Ramadhan? Apa boleh menggabungkan puasa Dzulhijjah dengan puasa qadha Ramadhan?
Buya Yahya mengungkapkan hukum tentang menggabungkan puasa wajib dengan puasa sunnah. Puasa wajib diantaranya seperti puasa bulan Ramadhan, puasa qadha, dan puasa nazar.
Menurutnya, kalau seseorang memiliki utang puasa wajib, maka orang tersebut hendaknya menyelesaikan utangnya terlebih dahulu sebelum menunaikan puasa sunnah.
BACA JUGA:Jelang Puncak Haji, 67 Jamaah Haji Indonesia Masih Sakit dan Dirawat di Makkah
Dirinya juga menjelaskan, seseorang boleh melakukan puasa sunnah lalu puasa wajibnya ditunda.
Tetapi, alangkah baiknya membayar utang puasa terlebih dahulu sebab itu termasuk puasa wajib. Pahala puasa wajib lebih besar ketimbang puasa sunnah.
Lalu, terkait dengan hukum menggabungkan puasa qadha dan puasa Dzulhijjah, Buya Yahya menyampaikan bahwa niat kedua puasa tersebut tidak boleh digabung.
Kalau niat puasa fardhu dan sunnah dicampur, maka hukumnya menjadi tidak sah. Berbeda dengan niat puasa sunnah yang boleh digabung dengan puasa sunnah lainnya.
BACA JUGA:Ini 6 Jenis Makanan Penambah Nafsu Makan Anak, Bikin Lahap Tanpa Ada Paksaan
Lalu, kalau ingin menunaikan puasa qadha pada bulan Dzulhijjah, maka niatnya membayar utang atau qadha seperti berikut ini.
Yang Artinya: Saya berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Puasa qadha merupakan puasa fardhu sehingga pahala yang diperoleh jauh lebih besar ketimbang puasa Dzulhijjah, Tarwiyah atau Arafah.
Lalu, menurut mazhab Abu Hanifah, bayarlah utang puasa terlebih dahulu di bulan haji dan jangan dibarengi niat sunnah, insya Allah akan memperoleh pahala puasa fardhu dan sunnah. Sungguh Allah SWT Maha Pengasih.*