RADARUTARA.ID- Lahan persawahan seluas 30 hektar di Desa Padang Bendar, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara berpotensi mengalami kekeringan.
Kepala Desa Padang Bendar, M Tauzi mengatakan lahan persawahan di desanya itu selama ini hanya berpangku pada air hujan. Sebab, jaringan irigasi dari Air Ketenong yang menjadi pemasok air persawahan warga tidak lagi berfungsi, akibat tertimbun material koral.
"Banyak material koral menutupi jaringan irigasi. Karena itu, air untuk persawahan tidak bisa lagi mengalir," jelasnya, Senin (29/4/2024).
Material koral tersebut mulai terus bertambah setelah alat pengatur air pada jaringan irigasi di epas oleh oknum warga yang tidak bertanggung jawab, sejak beberapa tahun lalu.
"Kalau dulu, material koral ini ada pembuangannya. Tapi sekarang alat untuk penampungan materialnya sudah dilepas. Jadi mau tidak mau, material menumpuk di jaringan irigasi," jelasnya.
BACA JUGA:Soal Kelangkaan Pupuk Subsidi di Bengkulu Utara, Distributor Berikan Penjelasan ini
Bahkan lanjutnya, saat ini tumpukan material ini sudah memenuhi jaringan irigasi sepanjang kurang lebih 200 meter.
"Karena itu, air untuk persawahan tidak bisa lagi mengalir. Jika mau dibersihkan dengan gotong royong tidak akan mampu lagi," akunya.
Akibat situasi ini, pihaknya mengaku khawatir lahan persawahan di desanya seluas 30 hektar bakal kekeringan. Sebab, pasokan air selama ini hanya berpangku dari air hujan.
"Jika terjadi kemarau tiga hari saja. Saya yakin sawah kami akan kekeringan. Sebab, sudah dua hari lalu tidak hujan. Sementara proses penanaman padi baru saja kami lakukan. Salah satunya saya sendiri," bebernya.*