RADARUTARA.ID - Sarafal Anam adalah salah satu kesenian dan budaya masyarakat suku Lembak.
Kesenian sarafal anam disuguhkan seperti mengiramakan sebuah lagu. Tetapi lagu yang digunakan bernuansa Islami dan berisi puji-pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Adat dan budaya suku lembak ini, diperkirakan sudah masuk sekitar tahun 1500-an bersamaan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Bengkulu.
Sarafal anam adalah adat dan budaya yang bernafaskan Islami serta tidak terlepas dari syariat Islam. Ini adalah kearifan lokal suku Lembak di Bengkulu Tengah.
BACA JUGA:Wisata Bengkulu: Sungai Batu Rigis, Panorama Indah yang Menyegarkan Mata
Kesenian sarafal anam masih dilakukan sampai saat ini. Terutama masyarakat asli suku Lembak di Bengkulu Tengah dan sekitarnya.
Seperti di Desa Pelajau, Bengkulu tengah, kecamatan Karang tinggi. Umumnya sarafal anam dilakukan dalam acara tertentu, ketika pesta perkawinan atau pernikahan suku Lembak, acara aqiqah ataupun hatam Quran atau tamat kaji serta acara Maulid Nabi.
Bukan cuma orang tua saja yang sangat antusias melestarikan tradisi ini, namun anak-anak muda tidak mau kalah dengan orang tua.
BACA JUGA:Film Dirty Vote Mendadak Hilang dari Pencarian YouTube, Ada Apa?
Dalam latihan sarafal anam, masyarakat suku Lembak menggunakan rebana berukuran besar. Rebana itu dari kulit sapi dan kambing untuk ditabuh saat mengiringi dan melafaskan pujian-pujian untuk Allah, SWT dan Rasulullah SAW.
Di bagian dalam rabana ada lilitan rotan yang melingkar dan mengikuti bentuk rebana. Fungsinya, untuk menambahkan efek nyaring ketika rebana di tabuh. Biasanya kesenian sarafal anam dilakukan secara berdiri ataupun sambil duduk.
Sarapal anam merupakan salah satu tradisi untuk menyalurkan hobi demi melestarikan budaya suku Lembak bagi generasi muda saat ini.*