Berdasarkan hasil kajian ekonomi baru, bahwa aglomerasi pertumbuhan perekonomian terhadap tiga provinsi yang dilewati jalan tol tersebut yaitu Palembang, Bengkulu dan Lampung.
"Untuk Pesibar sendiri mulai dari akses para pelancong yang ingin berwisata ke Pesibar aksesnya jauh lebih cepat, begitu juga dengan mobilisasi hasil bumi yang akan dijual keluar daerah Pesibar, terbukanya berbagai jenis lapangan pekerjaan oleh masyarakat dibeberapa titik rest area, serta diyakini bisa menghidupkan aktivitas penerbangan Bandara Muhammad Taufiq Kiemas dengan," lagi Tanwir.
"Pesibar sendiri harus siap untuk menyambut keberadaan jalan tol tersebut nantinya. Artinya, masyarakat juga harus jeli melihat dan memanfaatkan berbagai peluang terbukanya lapangan pekerjaan. Kita tidak ingin kejadian-kejadian di daerah lain, dimana lokasi rest area sepi, sehingga tidak berimbas terhadap peningkatan perekonomian masyarakat," masih dia.
Lebih jauh Tanwir, mengatakan, pihaknya tak menampik pelaksanaan wacana tersebut memang masih cukup lama dan masih banyak persiapan.
"Masih cukup lama untuk mulai dikerjakan. Persiapannya juga masih panjang, mulai dari studi kelaikan, Detail Engineering Design (DED) yang disusun oleh pemerintah pusat, hingga sosialisasi kepada masyarakat terkait proses pembebasan lahan," ungkapnya.
Namun Tanwir berharap, pada saat pelaksanaan pembangunan jalan tol nantinya, pintu exit tol bisa ditempatkan dibeberapa titik sepanjang wilayah Pesibar seperti wilayah Kecamatan Pesisir Utara, Simpangkerbang Kecamatan Waykrui, dan Kecamatan Bangkunat.
"Itu bertujuan agar akses untuk keluar masuk tol jauh lebih efisien. Mengingat bentang wilayah Pesibar sendiri cukup panjang mencapai 210 KM," katanya. Ia menandaskan, ihwal wacana tersebut Pemkab Pesibar sendiri pada prinsipnya hanya memfasilitasi. "Artinya, Pemkab Pesibar siap menindaklanjuti berbagai petunjuk dari pemerintah pusat untuk menyukseskan wacana tersebut," demikian Tanwir.*