RADARUTARA.ID- Negara China tengah menghadapi kasus Pneumonia misterius alias tidak diketahui penyebabnya. Bahkan, beberapa Rumah Sakit (RS) di China, tengah kuwalahan atau kebanjiran pasien yang terserang penyakit pernafasan secara misterius. Dan rata-rata pasiennya adalah anak-anak.
Saat, ini banyak dari mereka yang terinfeksi dan mengalami peradangan paru-paru sampai demam tinggi. Namun, mereka tidak mengalami batuk atau gejala lain yang menandakan penyakit flu atau infeksi saluran pernafasan.
Kondisi, ini pun membuat China harus mengeluarkan peringatan dari ProMed. Sebuah sistem pengawasan penyakit yang juga bekerja untuk memperingatkan adanya infeksi misterius di Wuhan di akhir tahun 2019 yang selanjutnya menjadi Covid-19.
Kasus atau wabah Pneumonia di China, ini pun sedang menjadi perhatian organisasi kesehatan dunia (WHO). Bahkan, WHO telah mendesak warga China untuk menggunakan masker, menjauhi orang sakit dan etap di rumah jika merasa tidak sehat.
Selain, itu WHO juga meminta kepada China untuk lebih transparan terhadap informasi lonjakan kasus Pneumonia ini.
Terpisah, para dokter dan lembaga kesehatan di China justru menduga, wabah ini memiliki korelasi dengan nycoplasma Pneumonia yakni, sebuah bakteri yang mengakibatkan infeksi paru-paru serta virus pernafasan syncytial (RSV) dan Covid sebagai penyebab lonjakan penyakit.
BACA JUGA:Melalui Kebiasaan Makan Sehari-hari Bisa Ungkap Karakter Asli Dalam Dirimu, Cek Maknanya Disini
Pada kesempatan sebelumnya, pejabat China, pertama kali melaporkan peningkatan penyakit pernafasan, ini pada konferensi pers 13 November yang dikaitkannya dengan pencabutan pembatasan Lock Down.
Selanjutnya, otoritas kesehatan setempat merasa tidak menemukan kekhawatiran atas situasi yang terjadi saat ini. Wabah Pneumonia yang terjadi masih bisa di atasi, bahkan beberapa RS masih bisa menanganinya.
"Rumah Sakit tidak kewalahan menghadapi Pneumonia misterius. Tidak ada bukti patogen tidak biasa atau baru yang menyebabkan peningkatan Pneumonia pada anak," demikian keterangan dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di China ke WHO.*