Ditambahkan Danrem, memang ada sedikit perbedaan dengan pakan yang dijual dipasaran, diperkirakan masa waktu panen ada selisih 1 bulan.
Menariknya, kata Danrem sesuai laporan dari Dandim 0423 Bengkulu Utara bahwa Pelet yang dibuat oleh Babinsa ini hanya mermodalkan Rp7 ribu dan biaya alat senilai 10 juta rupiah, artinya terdapat pemangkasan biaya sebesar 30-40 persen dibandingkan pembelian pelet ikan dipasar.
"Sementara harga pelet di pasaran seharga Rp 17 ribu, ada biaya penghematan 50 persen," terang Danrem
"Di Provinsi Bengkulu ini, ikan sangat kurang stoknya, ini adalah suatu hal kesempatan yang bisa bersama -sama kita dorong untuk meningkatkan budidaya ikan," pungkasnya
Kegiatan ini adalah Vidcon dengan Wakil Presiden RI terkait keunggulan dimasing-masing wilayah dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional.*