RADARUTARA.ID - Peradaban Maya dikenal sebagai salah satu peradaban yang sangat unggul di masa lalu. Mereka hidup di daerah Mesoamerika sejak 1500 SM dan meninggalkan banyak misteri yang masih belum terpecahkan hingga saat ini. Salah satu misteri terbesar adalah mengapa suku Maya akhirnya mengalami keruntuhan.
Pada awalnya, suku Maya adalah kelompok kecil yang menggantungkan hidup mereka sebagai petani dan nelayan di sepanjang pantai Teluk Meksiko. Mereka hidup berdampingan dengan suku Olmec, peradaban pertama Mesoamerika, dan terlibat dalam perdagangan dengan mereka.
Pada tahun 200 M, suku Maya mulai membangun kota-kota dengan alun-alun batu dan piramida yang terkenal. Pada puncak kekuasaan mereka, lebih dari 40 kota besar berada di bawah kontrol suku Maya antara tahun 250 M hingga 900 M.
BACA JUGA:Publik Bertanya, Pada Saat Peristiwa G30S PKI, Dimanakah Posisi Soekarno?
Saat berada di puncak kejayaannya, suku Maya mendominasi sebagian besar Amerika Tengah dengan keahlian mereka dalam berbagai bidang seperti tembikar, matematika, astronomi, dan pertanian.
Namun, pada awal abad ke-9, peradaban suku Maya mulai mengalami penurunan secara misterius. Kota-kota besar mereka satu per satu ditinggalkan dan hancur.
Penyebab keruntuhan peradaban suku Maya ini masih menjadi pertanyaan besar. Sejumlah faktor dianggap berkontribusi dalam hal ini. Pertanian intensif zaman dahulu dikaitkan dengan perubahan lingkungan yang signifikan.
Penggundulan hutan dan degradasi tanah mengurangi kesuburan tanah dan menyebabkan kelangkaan pangan. Keadaan ini diperparah dengan kekeringan yang parah pada saat yang sama. Kurangnya curah hujan memperburuk bencana alam yang disebabkan oleh manusia.
BACA JUGA:Dapat Warisan Tanah, Apakah Harus Bayar Pajak? Begini Penjelasannya
Semua faktor ini diduga turut berperan dalam kejatuhan peradaban Maya di masa lalu. Konflik sosial dan politik juga menjadi penyebab keruntuhan peradaban suku Maya.
Pertempuran untuk wilayah dan sumber daya menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik yang lebih besar. Praktik perbudakan dan pengorbanan manusia untuk upacara keagamaan juga memperparah situasi ini.
Dewa-dewa suku Maya diyakini butuh darah manusia untuk kepuasan mereka, terutama dalam situasi gagal panen. Hal ini menyebabkan lebih banyak konflik dengan suku tetangga dan menghambat perdagangan, yang sangat penting bagi ekonomi suku Maya.
Kepercayaan bahwa pemimpin politik dan agama memiliki hubungan spesial dengan dewa-dewa juga menciptakan ketidakstabilan. Ketika kemampuan pemimpin tidak efektif dalam memenuhi harapan dewa, masyarakat mulai kehilangan kepercayaan pada institusi-institusi tersebut.
BACA JUGA:Tragedi Perang Sampit, Perang Saudara yang Menyebabkan Ratusan Jiwa Melayang
Ekspansi yang berlebihan dan eksploitasi sumber daya juga menyebabkan masalah bagi peradaban suku Maya. Seiring pertumbuhan mereka yang pesat, wilayah mereka menjadi sulit untuk mereka kendalikan.