Pekerjaan ini cukup melelahkan lantaran mereka wajib bekerja ketika kondisi cuaca sedang panas-panasnya, bahkan jumlah upah yang mereka peroleh juga tam sebanding dan cukup kecil yaitu berkisar antara 1 Birr atau Rp278.000 untuk setiap ubin garam yang dihasilkan.
BACA JUGA:Resep Simpel Membuat Chili Oil yang Enak, Dijamin Nampol dan Ketagihan
4. Unta sebagai alat transportasi
Ada sekitar 1.000 unta yang berbaris untuk membawa tumpukan garam yang terletak di atas punuknya itu menuju Kota Berahile, yang letaknya sejauh 80 km sehingga memakan waktu perjalanan selama 3 hari.
5. Sempat menolak modernisasi
Masyarakat Suku Afar menggunakan teknik tradisional ketika menambang garam yakni dengan menggunakan kapak, kemudian memotongnya menjadi lempengan besar sehingga menyerupai ubin yang berukuran lebih kecil dengan berat lebih kurang 4 kilogram.
Kemudian, garam dan mineral yang sudah larut di dalam air ini ditinggalkan sebagai lapisan padat. Maka tak heran, apabila garam di danau ini mempunuai nilai yang sangat tinggi dan bisa dimanfaatkan sebagai mata pencaharian uang di masa itu.*