Bukti Tak Semua Penjajah Itu Jahat, Johannes Van Der Steur, Pria Belanda Merawat Anak Terlantar di Magelang

Selasa 26-09-2023,10:25 WIB
Reporter : Fauziah Rahimi
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Di Magelang, ada seorang tokoh pahlawan kemanusiaan yang mungkin dilupakan banyak orang. Dia bernama Johannes Van Der Steur. Semasa hidupnya, dirinya akrab disapa “Pa” oleh anak-anak asuhnya.

Dia dianggap sebagai sosok kemanusiaan di Magelang. Bahkan ketika dirinya meninggal, ribuan orang memenuhi jalanan di Kota Magelang hanya untuk memberi penghormatan terakhir untuknya. Mereka menganggap Johannes Van Der Steur merupakan pahlawan kaum papa.

Lalu apa saja jasa-jasa Pa Van Der Steur sebagai sosok kemanusiaan asal Magelang? Simak selengkapnya di bawah ini:

BACA JUGA:Raup Omzet Rp100 Juta Per Minggu, Polda Riau Ungkap Kasus Judi Online di Pekanbaru

Pa Van Der Steur lahir di Harleem, Belanda pada tanggal 10 Juli 1865. Dia merupakan seorang penginjil yang datang ke Hindia Belanda untuk melayani kegiatan rohaniah para tentara Belanda. Dirinya berangkat ke Hindia Belanda pada tanggal 10 September 1892.

Pa memilih Magelang sebagai tempat dirinya mengabdi. Sesampai di Magelang, tugas pertama yang ia emban yaitu membagikan kertas berisi pesan motivasi yang dikutip dari kitab Injil.

Tetapi suatu waktu ada seorang serdadu yang menunjukkan kepadanya bahwa ada 4 anak-anak di sebuah kampung di Magelang yang mengalami kesusahan.

BACA JUGA:Gusti Nurul, Putri Mangkunegaran yang Berani Menolak Cinta Bung Karno

Melihat kondisi anak asuh tersebut, hati Pa pun merasa iba. Tanpa pikir panjang lagi, dia mengambil anak-anak tersebut, lalu ia asuh dengan harapan mereka bisa mendapat kehidupan yang lebih baik.

Seiring berjalannya waktu, anak asuh Pa bertambah banyak. Selain anak yang kesusahan, anak asuhnya juga berasal dari anak-anak para serdadu yang telah gugur di medan perang. Tanpa ada memilih-milih suku bangsa, saat itu Pa membangun sebuah panti asuhan, dan menjadi panti asuhan terbesar di Jawa.

Di panti asuhan tersebut, Pa menampung anak-anak dari berbagai suku bangsa, mulai dari Belanda, Indo, Ambon, Jawa, hingga Manado. Bahkan di tahun 1942, sudah ada 1.100 anak yang diasuh oleh Pa.*

Kategori :