RADARUTARA.ID - Konflik di Pulau Rempang Batam antara warga lokal dan aparat kepolisian saat ini memang menjadi perhatian serius dari banyak pihak. Hal ini pun juga mendapat perhatian serius dari Pengamat Politik Rocky Gerung.
Tidak main-main, Rocky yang selama ini memang acap kali dikenali karena sering memberikan kritikan keras kepada pemerintah ini, juga mengutarakan bahwa konflik yang terjadi di pulau Rempang memperlihatkan betapa arogannya negara kepada rakyatnya pada konflik itu.
Menurut Rocky apa yang dilontarkannya tersebut memang sangat beralasan, hal ini lantaran statment dari Menko Polhukam Mahfud MD, yang mengatakan di pulau Rempang tersebut bukanlah penggusuran melainkan pengosongan lahan. Selain itu Mafmud juga menegaskan bahwa tidak perlu ada negosiasi antara warga dan pihak investor.
"Pak Mahfud bahkan bersikeras itu tidak perlu lagi ada negosiasi, itu belas kasihan doang bisa itu. Jadi kelihatan negara itu arogan terhadap rakyatnya sendiri," kata Rocky yang dikutip dari siaran YouTube Rocky Gerung Official dikutip pada rabu (13/9).
BACA JUGA:Air Terjun Pipa Belanda, Hidden Gems di Bengkulu yang Masih Alami dan Punya Nilai Sejarah
Diungkapkan pula oleh Rocky, dirinya sendiri merasa heran dengan pendapat dari Pak Mahfud tersebut. Rocky pun menilai pendapat tersebut menujukan sikap Apologi dari pak Mahfud.
"Kata Pak Mahfud ini bukan soal penggusuran, ini soal hak yang sudah memang dibagikan negara kepada investor. Lalu orang bertanya, investornya siapa? Investornya dari Cina gitukan itu menimbulkan lagi iri hati," ungkap Rocky
Menurut Rocky, masyarakat melayu yang bermukim di sana memiliki sejarah yang sangat panjang, sebab mereka sudah bermukim disana sejak tahun 1834 silam. Sementara itu invest8 baru akan menempatu wilayah tersebut pada 2024 mendatang.
"Relokasi warga di pulau rempang akan menimbulkan potensi lunturnya nilai-nilai yang dipercaya," Ungkap Rocky.*