Ada Apa dengan Hari Rabu Terakhir Bulan Safar Tahun 2023

Selasa 12-09-2023,00:50 WIB

RADARUTARA.ID - Viral di media sosial, bahwa hari Rabu terakhir di bulan Safar atau yang dikenal dengan istilah Rebo Wekasan adalah hari di mana Allah SWT menurunkan 320.000 macam bala bencana.

Hal ini disampaikan oleh Abdul Hamid Quds dalam kitab Kanzun Najah Was Surur fi Fadhail Al-Azminah was-Shuhur yang mengatakan bahwa: banyak Wali Allah yang memiliki pengetahuan spritual tinggi menyebut bahwa pada setiap tahun, Allah menurunkan 320.000 mcama bala bencana ke bumi dan semua itu dimulai pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Maka, pada hari itu disebut menjadi hari terberat dan tersulit bagi umat manusia dibandingkan hari-hari lainnya di tahun itu lantaran banyaknya bala bencana yang diturunkan Allah SWT ke dunia.

Sebagian ulama berpendapat, pada hari Rabu terakhir bulan Safar ini, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah 4 rakaat, dimana dalam setiap rakaatnya setelah Al-Fatihah membaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salam membaca doa, memohon kepada Allah untuk dijauhkan dari bala.

Mereka juga meyakini, jika hal ini dilakukan, maka Allah SWT akan memberikan kemurahan dan akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.

Hanya saja, banyak pula yang menyangkal adanya bala bencana yang diturunkan Allah SWT di hari Rabu terakhir bulan Safar ini. 

Seperti halnya disampaikan KH. Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama menolak adanya sebutan bulan sial dan hari bala bencana di Rabu terakhir bulan Safar tersebut.

Pasalnya, tidak ada hadist shahih yang menyebutkan mengenai hal ini. Bahkan dalam sebuah hadist, Rasulullah pernah menyampaikan:

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah,

"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (HR Imam al-Bukhari dan Muslim).

Hadist ini sendiri terucap oleh Rasulullah untuk meluruskan pendapat kaum jahiliyah yang pada masa itu yakin bahwa penyakit dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.

Sementara, KH Miftakhul Akhyar mengatakan, lebih baik selalu berprasangka baik kepada Allah SWT yang selalu menurunkan rahmat-NYA kepada manusia dan alam semesta.

“Nahas yang dimaksud adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa juga nahas bagi orang lain…artinya hadits ini jangan dianggap sebagai suatu pedoman, bahwa setiap Rabu akhir bulan adalah hari naas yang harus kita hindari. Karena ternyata pada hari itu, ada yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, bahwa semua itu adalah anugerah Allah.” Wallahu ‘A’lam. *

Kategori :