RADARUTARA.ID - Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah proaktif dalam mengatasi masalah stunting yang menghantui sejumlah keluarga di negara ini. Salah satu langkah terbaru adalah dengan menyalurkan bantuan sosial berupa telur dan ayam kepada 1,4 juta keluarga rawan stunting (KRS).
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, telah mengumumkan bahwa bantuan ini akan disalurkan mulai pekan depan, yang menandai sebuah terobosan dalam upaya memerangi stunting di Indonesia.
Bantuan sosial ini tidak terbatas pada beras saja, seperti yang biasanya diberikan dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog. Selain beras, pemerintah juga akan menyertakan telur dan ayam dalam paket bantuan ini.
Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk memperkaya asupan protein dan gizi bagi keluarga yang rawan stunting.
BACA JUGA:10 Kg Bansos Beras Akan Dicairkan Minggu Depan, Agar Tidak Bingung, Segera Cek Nama Kamu di Sini
Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa bantuan ini akan disalurkan selama tiga bulan, dimulai dari bulan September hingga November.
Setiap keluarga penerima bantuan akan mendapatkan satu paket, yang berisi 1 kilogram daging ayam dan 16 butir telur ayam. Data tentang masyarakat yang rentan terhadap stunting diperoleh dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Namun, yang lebih penting adalah komitmen pemerintah untuk terus mendukung keluarga rawan stunting ini. Arief menyatakan bahwa jika diperlukan, bantuan pangan ini akan diperpanjang hingga tahun depan. Ini tidak hanya merupakan langkah kemanusiaan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan.
Dalam konteks ini, Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, dan ID Food telah diberi tugas untuk memastikan bahwa pasokan pangan tetap tersedia bahkan dalam kondisi yang sulit, seperti El Nino atau masalah ketersediaan air.
BACA JUGA:Alasan Dibalik Pemerintah Resmi Larang Tiktok Berjualan Online
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan skema bantuan sosial yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi di tengah masyarakat. Bantuan pertama dalam rangkaian ini adalah beras, yang akan diberikan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat.
Setiap keluarga akan menerima 10 kilogram beras per bulan selama tiga bulan, mulai dari bulan September hingga November. Ini merupakan langkah nyata untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat di tengah ketidakpastian harga-harga pangan.
Dengan berbagai langkah ini, pemerintah Indonesia menunjukkan tekadnya dalam mengatasi masalah stunting dan inflasi, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Upaya ini adalah bukti bahwa pemerintah bersedia bekerja keras untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses terhadap makanan berkualitas dan hidup yang lebih baik.*