4. Cara selanjutnya yaitu memberikan sesajen.
Sebenarnya sesajen mempunyai arti sebagai penghormatan kepada para leluhur, yakni para pemilik khodam sebelumnya. Yang mana setiap ubo rampe yang disesajikan mempunyai arti mendalam yang tersirat.
5. Cara kelima yakni dengan mengalungkan roncean bunga melati di pusaka khodam leluhur.
Ritual seperti ini kerap dilakukan pada khodam leluhur yang bersemayam didalam pusaka yang berbentuk keris, tombak maupun pedang.
Dengan mengalungkan roncean bunga melati ini memiliki arti sebagai nasehat atau pesan untuk tidak bersikap adigang, adigung dan adiguno, yang artinya jangan menyombongkan kelebihan yang dipunya.
6. Cara selanjutnya yaitu dengan mengolesi pusaka khodam leluhur dengan wewangian tertentu.
Pengolesan itu menggunakan wewangian mistik yang bersifat non alkohol. Selain untuk merawat pusaka, ritual ini juga memberi dampak energi yang semakin positif.
7. Cara yang terakhir adalah dengan melakukan wasiat para leluhur.
Melakukan semua amanat dan menghindari segala pantangan yang telah diwasiatkan para leluhur. Maka akan semakin memperkuat hubungan batin antara khodam leluhur dengan sang pemilik, sehingga akan menciptakan keseimbangan yang sempurna diantara keduanya.*