Jenderal Hoegeng Imam Santoso, Pernah Disantet dan Jabat Kapolri Tahun 1968

Jumat 14-07-2023,00:47 WIB
Reporter : Abdul Gafur
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Sosok Jenderal Hoegeng Imam Santoso merupakan polisi yang tegas dan dikenal berani dalam menuntas kejahatan.

Bahkan, Hoegeng polisi yang Jujur dan tak gentar menghadapi para mafia kelas kakap pada masa itu. Mulai dari pengungkapan kasus penyelundupan barang ilegal hingga kasus korupsi yang merugikan negara ia bongkar.

Jendral Hoegeng selain tegas, dirinya pernah menjabat Kapolri pada tahun 1968 hingga 1971.

Pria kelahiran 14 Oktober 1921 di Pekalongan itu, kerap di serang oleh lawan, bahkan diteror lantaran susah untuk diajak bernegosiasi bahkan di suap.

BACA JUGA:Berbagi Kehangatan, Suku Eskimo Perbolehkan Orang Lain Test Drive Istrinya

Merangkum dari berbagai sumber Jendral Hoegeng juga pernah disantet oleh perwira polisi lantaran telah mengusut skandal di jajaran kepolisian.

Sosok kesederhanaannya ia terapkan betul, untuk menjaga integritas kepolisian. Dengan menjabat pimpinan tertinggi di tubuh Kepolisian, ia rela hidup sederhana dan menurut kisahnya ia sering mendapatkan tawaran uang gratifikasi yang fantastis saat menjabat Reserse Kriminal di Sumatera Utara, namun ia tolak mentah-mentah.

Jendral Hoegeng juga pernah menjadi Kepala Dinas Pengawasan Keamanan Negara (DPKN) di Jawa Timur tahun 1956.

BACA JUGA:Kabarnya UU Kesehatan Terbaru Tidak Mewajibkan Perusahaan Mendaftarkan Pekerja di BPJS Kesehatan?

Selama menjadi Kapolri, Jendral Hoegeng meraih sederet prestasi dalam hal kejahatan. Dirinya tidak perduli siapapun lawannya, mulai dari Roby Tjahjadi waktu itu sebagai mafia besar tak luput dilibasnya.

Dengan jabatannya menjadi Kapolri, serangan musuh tidak hanya itu saja. Untuk meluluhkan hati Jenderal Hoegeng, dirinya juga pernah dirayu perempuan cantik agar bisa membantu menyelesaikan kasus, namun dirinya tidak tergoda.

Menyandang Abdi Polisi jujur, Jendral Hoegeng saat berpangkat Kompol, kerap menangani kasus besar lainnya, seperti perjudian kasino, penggelapan minyak serta mengungkap anggota Polri dan TNI yang dianggap menjadi bekingan usaha ilegal.

Namun, kiprahnya saat menjadi Kapolri menjadi batu sandungan bagi masa orde Baru. Dimana Hoegeng harus menelan pil pahit dengan dipensiunkan dini oleh Soeharto.*

Kategori :