RADARUTARA.ID - Ketahuilah, di Sulawesi Selatan ada rumah yang hanya ditopang oleh satu tiang. Hingga saat ini, rumah yang bertiang satu ini masih menjadi misteri bagaimana sejarah terjadinya.
Rumah bertiang satu ini bukan hanya satu unit saja. Pasalnya, hampir di semua kabupaten di Provinsi Selatan ada saja rumah tiang satu yang ditemukan oleh warga.
Salah satu rumah yang terbesar berada di tengah hutan Desa Limbuang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Penopang rumah itu memang hanya satu tiang yang diletakkan persis di tengah rumah sehingga rumah seluas 6x6 meter ini seimbang.
Ukuran tiangnya 40 x 40 centimeter dengan kayu yang digunakan dari jenis gufasa (Vitex Cofassus). Masyarakat sekitar menyebutnya kayu bitti.
Ada tangga di depan, dengan tiang sendiri dan dapat terpisah dari badan rumah.
Menariknya, meski hanya memiliki satu tiang, rumah itu memiliki 12 kamar dengan rata-rata ukuran kamar 2x1 meter.
Pada tiang rumah ini tertulis sebuah nama yang jika dibaca 'Sultan Auliya Shehk Abdul Qadir'
Rumah Satu Tiang di Desa Limbuang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan--
Cerita dari mulut ke mulut, konon dahulu kala ada seorang pria tua berkelana membangun rumah tiang satu di Sulawesi Selatan. Katanya, pria tua itu membangun rumah bertiang satu ini untuk memenuhi perjanjian gaib.
Pria ini berkelana ke Sidrap, Wajo dan daerah lainnya untuk membangun rumah yang masih penuh misteri ini.
Selama bertahun-tahun, pria misterius itu pindah dari kabupaten yang satu ke kabupaten yang lain.
Selain di Desa Limbuang, rumah tiang satu juga ditemukan di Sopeng.
Ciri khas rumah buatan pria misterius itu memiliki jendela yang mengarah ke segala penjuru arah dan difilosofikan mewakili alam semesta yang bertumpu pada satu kekuatan. Yakni kekuatan Tuhan.
Menurut kesaksian orang kala itu, pembuat rumah bertiang satu ini adalah seorang lelaki tua yang umurnya kira-kira 80 tahun, dengan jenggot panjang berwarna putih dan merah tembaga.