RADARUTARA.ID - Setiap hari masyarakat Sumenep menghabiskan waktu untuk beraktivitas layaknya orang pada umumnya. Bercengkerama sampai melepas penat di rumah tercinta mereka.
Akan tetapi kejanggalan, bukan keramik halus melainkan tumpukan pasir lembut yang menjadi alas mereka untuk beraktivitas. Tradisi unik ini yang menjadi perhatian masyarakat luas dan menjadi ikon untuk warga yang tinggal di Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Letak desa ini tidak jauh dari bibir pantai di pesisir Utara Pulau Madura. Mulai dari bercengkerama, makan, bermain, sampai tidur pun mereka lakukan di atas pasir. Rumah mereka yang sederhana sudah lengkap dengan tembok dan atap yang layak.
Warga Desa Legung Timur memang sengaja tidak menghaluskan lantai, pasalnya mereka ingin mempertahankan tradisi yang telah ada turun-temurun. Tahukah kamu? ternyata tradisi unik ini mempunyai manfaat sendiri untuk kesehatan.
BACA JUGA:Tetua Adat Suku Baduy Minta Sinyal Internet Dihilangkan, Bagaimana Tanggapan Pemerintah?
BACA JUGA:Mengenal Kampung Janda di Gunung Kidul, Dihuni 23 KK Janda
Sebenarnya penduduk disana mampu membeli kasur empuk. Walaupun ada kasur busa, akan tetapo mereka tetap saja memilih untuk berkasur dengan tumpukan pasir halus.
Keunikan desa ini mengharuskan warganya untuk menyediakan area tumpukan pasir di rumahnya, terlebih lagi sebagai tempat tidur. Tradisi dari leluhur mereka mendorong warga setempat untuk melestarikan rumah berpasir supaya tetap ada. Walaupun di rumah mereka ada kasur busa, mereka nyaris tidak pernah menidurinya.
Untuk lebih nyaman, mereka tetap menggunakan bantal dari kapas. Yang tujuannya supaya rambut mereka tetap bersih dari butiran pasir. Akan tetapi ada sebagian warga yang tidak ingin menggunakan bantal kapas. Kemudian, mereka membuat gundukan pasir sebagai pengganti bantal kapas.
BACA JUGA:Ketahui 6 Fakta Unik Suku Mante, Suku Pedalaman Aceh yang Keberadaannya Masih Misterius
BACA JUGA:Bikin Geger, Pondok Pesantren Al Zaytun Ajarkan Bahasa Ibrani Untuk Santrinya
Sampa kini, tradisi rumah berpasir masih eksis. Setiap rumah di Desa Legung sebagian besar memiliki area pasir. Tidak memandang umur, mereka sudah terbiasa dengan adanya tradisi ini. Lebih mengejutkannya lagi, kebanyakan bayi di desa ini dilahirkan di atas pasir.
Mereka semua lahir, tumbuh berkembang, bermain, sampai dewasa di atas pasir. Para orang tua disini tidak khawatir apabila anak-anak mereka terkotori oleh pasir. Justru mereka menganggap jika pasir mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan tubuh mereka.
Pasir dipercaya sebagai eksofoliator alami, tekstur butiran halusnya dipercaya dapat membantu mengelupas kulit secara alami. Sebagian ahli menyebutkan, tidur di atas pasir dengan kesehatan lebih dikaitkan pada kondisi tubuh yang jauh lebih rileks. Suasana pantai terasa ketika berbaring di atas pasir. Tak hanya itu, pasir juga bisa membuat suhu di dalam ruangan menjadi lebih sejuk di tengah cuaca panas, begitu juga sebaliknya.
Saat ini, beberapa rumah di desa itu tidak lagi menggunakan pasir sebagai keseluruhan alas rumah mereka. Sebagian dari rumah mereka saat ini dipadukan dengan lantai keramik. Terutaman bagian ruang tamu telah menjadi bagian umum untuk dikeramik. Bagian teras dan kamar tidur mereka yang masih sering ditemui dengan pasir. Tak hanya itu, dapat dijumpai, walaupun rumah sudah mereka sudah dikeramik tetap saja dilapisi dengan timbunan pasir.