Dikisahkan bahwa di istana Nyi Roro Kidul, Panembahan Senopati disuguhi dengan berbagai kemewahan dan kenikmatan duniawi. Ia juga mendapatkan ilmu ghaib dan kesaktian dari Nyai Roro Kidul, yang membantunya dalam menghadapi musuh-musuhnya.
Nyai Roro Kidul juga berjanji akan selalu melindungi dan membantu Panembahan Senopati selama ia setia kepadanya. Namun, hubungan mereka tidak berlangsung mulus. Dikarenakan beberapa hal yang menjadi sumber konflik antara mereka berdua.
Sumber konflik pertama mereka adalah, Nyi Roro Kidul tidak senang dengan keinginan Panembahan Senopati untuk memiliki istri lain selain dirinya. Sang Ratu Pantai Selatan merasa cemburu dan marah ketika Panembahan Senopati menikahi putri-putri dari kerajaan lain untuk memperkuat aliansi kerajaannya.
bahkan Nyi Roro Kidul pernah mencoba membunuh salah satu istri Panembahan Senopati, yaitu Retno Dumilah, putri dari raja Madiun. Namun, Retno Dumilah berhasil selamat dengan bantuan Sunan Kalijaga, salah satu wali yang menjadi guru Panembahan Senopati.
Konflik selanjutnya yaitu Nyi Roro Kidul tidak suka dengan ajaran Islam yang dianut oleh Panembahan Senopati dan rakyatnya. Ia merasa terancam oleh pengaruh agama yang mengajarkan tauhid dan mengharamkan segala bentuk syirik dan khurafat. Nyi Roro Kidul juga tidak mau mengikuti syariat Islam yang mengatur tentang halal dan haram, shalat dan puasa, serta hubungan suami istri.
Bahkan, dikisahkan bahwa dirinya lebih memilih untuk tetap memeluk kepercayaan lama yang bersifat animistik dan sinkretis.
BACA JUGA:Lebih Sakti, Inilah Wali Songo yang Berhasil Mengalahkan Nyi Roro Kidul
Konflik mereka yang ketiga yaitu Nyi Roro Kidul tidak setuju dengan rencana Panembahan Senopati untuk memindahkan ibu kota Mataram dari Kota Gede ke Karta.
Sang Ratu merasa bahwa Kota Gede adalah tempat yang paling cocok untuk menjadi pusat kerajaan, karena dekat dengan laut selatan dan mudah dijangkau olehnya. Ia merasa khawatir bahwa dengan pindah ke Karta, Panembahan Senopati akan semakin menjauh dari pengaruhnya dan lebih dekat dengan para wali yang pro-Islam.
BACA JUGA:Selain Menjadi Kerajaan Jin, Goa Istana di Alas Purwo Juga Tempat Pertemuan Bung Karno dan Nyi Roro Kidul
Namun demikian, Panembahan Senopati tetap bersikeras untuk mewujudkan cita-citanya sesuai dengan petunjuk para wali. Ia juga tetap mencintai Nyai Roro Kidul sebagai selirnya, meskipun ia tidak bisa sepenuhnya memenuhi keinginan dan tuntutannya.
Ia selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia ghaib, antara agama dan adat, juga antara politik dan asmara. *